maaf email atau password anda salah


Banyuwangi

Lewat Kuliner Bupati Banyuwangi Kenalkan Bung Karno kepada Pelajar

Resep Masakan Indonesia Warisan Soekarno menjadi sarana bagi Ipuk untuk mengenalkan Sang Proklamator tersebut.

arsip tempo : 173057837415.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, memilih kuliner guna memperkenalkan sosok Bung Karno, dalam rangkaian Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Selasa, 8 Juni 2021.. tempo : 173057837415.

BANYUWANGI - Menggaungkan ajaran-ajaran dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Sukarno atau Bung Karno, tak melulu lewat kelas atau seminar. Banyak hal bisa dilakukan. Seperti, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang memilih lewat kuliner guna memperkenalkan sosok Putra Sang Fajar.

Kuliner Nusantara yang terkumpul dalam buku berjudul Mustikarasa: Resep Masakan Indonesia Warisan Soekarno menjadi sarana bagi Ipuk untuk mengenalkan Sang Proklamator tersebut. Kali ini, menu yang diangkatnya adalah Soto Madura.

Makanan berkuah nan gurih itu, disuguhkan kepada pelajar SD Negeri 4 Parijatah Wetan, Kecamatan Srono, Banyuwangi dalam rangkaian Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Selasa, 8 Juni 2021. "Siapa yang tahu makan Soto Madura?" tanya Ipuk kepada para pelajar.

Dengan pertanyaan tersebut, sontak para pelajar serentak mengangkat tangan. Setelah memasak bersama, Ipuk dan murid-murid kemudian menikmati soto Madura. Semua proses digelar dengan disiplin protokol kesehatan.

Adapun pada pekan lalu, Ipuk telah memperkenalkan resep masakan sayur lodeh jantung pisang dan nasi jagung yang terdapat di buku Mustika Rasa kepada warga desa di Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh.

Soto Madura, kata Ipuk, sengaja dipilih karena melambangkan keberagaman. Menurutnya, masakan ini adalah menu yang dikenal di banyak daerah, namun mempunyai ciri khasnya masing-masing. Seperti Soto Madura identik dengan santan, berbeda Soto Lamongan, atau soto di Banyuwangi dicampur dengan rujak.

Sehingga, menurut Ipuk, dari masakan ini dapat belajar soal keberagaman bangsa Indonesia. Hal itu sebagaimana yang selalu diajarkan oleh Bung Karno, bahwa harus senantiasa menjaga persatuan. "Bangsa kita terdiri dari beragam suku, agama, dan bahasa, namun tetap terjalin dalam satu kesatuan,” tuturnya.

Muhammad Alan Nuril Huda, salah seorang siswa, mengaku senang dan mau lebih mengenal sosok Bung Karno lebih jauh. "Nanti saya akan tanya-tanya kepada ibu guru tentang Bung Karno," ungkapnya.

Selain mengenal sosok Bung Karno kepada siswa, Ipuk juga melakukan sejumlah program di bidang pendidikan lainnya, seperti memantau program Sekolah Asuh Sekolah (SAS). Program ini merupakan upaya gotong royong untuk membantu sekolah yang belum ideal dari segi infrastruktur, kelengkapan maupun kualitasnya, dibantu sekolah lebih mapan.

"Sekolah Asuh Sekolah ini merupakan upaya gotong royong untuk mewujudkan kesetaraan di dalam sektor pendidikan. Gotong royong juga merupakan intisari dari Pancasila, yang dirumuskan Bung Karno pertama kali di depan Sidang BPUPK pada 1 Juni 1945," tuturnya.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 2 November 2024

  • 1 November 2024

  • 31 Oktober 2024

  • 30 Oktober 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan