maaf email atau password anda salah


Profil Inka, BUMN yang Bergerak di Bidang Perkeretaapian

PT Inka, BUMN yang bergerak di industri perkeretaapian. Satu-satunya produsen kereta api yang terintegrasi di Asia Tenggara.

arsip tempo : 171496869322.

Pekerja PT INKA mengerjakan pembuatan KRL Bandara Soekarno-Hatta di Kota Madiun, Jawa Timur, 14 Maret 2017. Dok. TEMPO/Nofika Dian Nugroho. tempo : 171496869322.

Nama PT Industri Kereta Api (Inka) dalam setahun terakhir beberapa kali disorot masyarakat dan pemerhati transportasi. Sejumlah produk kereta api buatan badan usaha milik negara (BUMN) itu ditengarai belum menyamai kualitas kereta buatan produsen luar negeri.

Beberapa produk kereta buatan Inka, seperti rangkaian kereta layang ringan atau light rail transit (LRT) yang digunakan pada proyek LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) serta rangkaian kereta rel diesel elektrik untuk jalur Trans Sulawesi, menghadapi sejumlah kendala pada masa awal pengoperasiannya.  

Rangkaian LRT Jabodebek, misalnya, yang hingga saat ini masih dikeluhkan pengguna. Beberapa masalah yang mencuat, antara lain, adalah sistem pengereman yang terlalu kasar, titik henti kereta yang tak sesuai dengan pintu pembatas peron, hingga kebocoran air dari mesin penyejuk ruangan ke dalam kabin penumpang. Begitu juga dengan kereta Trans Sulawesi, yang pada Maret lalu sempat dilaporkan tak kuat menanjak saat menjalani uji dinamis pada petak Mandalle-Tenete jalur kereta Makassar-Parepare. 

Sorotan lainnya adalah saat pemerintah berkeras menggunakan kereta listrik buatan Inka untuk menggantikan armada kereta listrik di wilayah Jabodetabek. Kepastian produksi kereta listrik Inka sempat diragukan karena perseroan bermitra dengan perusahaan kereta asal Swiss, Stadler Rail AG. Teknologi kereta buatan Stadler dianggap tak cocok dengan sistem kereta listrik Jabodetabek. Karena itu, akhirnya Inka menggandeng J-TREC, perusahaan teknologi kereta asal Jepang. 

Namun, di luar aneka persoalan itu, Inka sebetulnya telah banyak memproduksi berbagai jenis produk perkeretaapian. Dari gerbong penumpang, gerbong barang, lokomotif diesel, hingga aneka komponen kereta api. Konsumen Inka juga bukan hanya PT Kereta Api Indonesia. Selama 42 tahun beroperasi, perusahaan yang masuk dalam daftar BUMN strategis ini sering mendapat pesanan gerbong dari operator di negara lain. 

Lalu, seperti apa profil Inka? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Pabrik PT INKA di Madiun, Jawa Timur, Rabu,19 Oktober 2016. Dok. TEMPO/Nofika Dian Nugroho

Profil Inka

PT Industri Kereta Api atau PT Inka (Persero) merupakan badan usaha milik negara (BUMN) yang didirikan pada 18 Mei 1981. PT Inka (Persero) adalah produsen manufaktur kereta api terintegrasi pertama di Asia Tenggara. Mengutip laman resminya, sejak awal berdiri, Inka berkomitmen menyediakan berbagai macam produk perkeretaapian.

PT Inka membuat sejumlah produk perkeretaapian bervariasi, mencakup gerbong penumpang, gerbong barang berbagai jenis, lokomotif, kereta berpenggerak, kereta rel listrik, light rail transit, hingga trem bertenaga. Produk-produk tersebut, selain digunakan PT KAI, diekspor ke berbagai negara, seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia. 

Saat ini, Inka dipimpin oleh Eko Purwanto, yang menjabat Direktur Utama PT Inka (Persero) sejak Februari 2023. Lulusan sarjana mesin kapal Universitas Hang Tuah pada 1996 ini memulai kariernya di PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai Kepala Divisi Rollingstock KAI pada 2017-2018. Kemudian ia menjabat Wakil Presiden Eksekutif KAI Daop 6 Yogyakarta pada 2018-2020.

Selanjutnya, Eko menjabat Wakil Presiden Eksekutif KAI Daop 1 Jakarta pada 2020-awal 2021. Selama periode Februari 2021 hingga Februari 2023, Eko menjabat Direktur Pengelolaan Sarana KAI. Hingga akhirnya pada Februari 2023 Eko ditunjuk Erick Thohir menjadi Direktur Utama PT Inka menggantikan Budi Noviantoro.

Pabrik kereta api PT Industri Kereta Api (Inka) di Madiun, Jawa Timur, 1983. Dok. TEMPO/Ibrahim Husni

Sejarah Inka

Kantor pusat PT Inka (Persero) berada di Jalan Yos Sudarso, Madiun, Jawa Timur. Dulunya, kantor pusat PT Inka merupakan balai yasa atau bengkel kereta milik Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) yang menempati lahan seluas 22,5 hektare. Selain kantor pusat, di lokasi ini terdapat pabrik kereta api. Itulah sebabnya, tempat tersebut juga menjadi saksi sejarah perjalanan Inka sebagai perusahaan manufaktur sarana perkeretaapian pertama dan terbesar di  Asia Tenggara.

Secara resmi, PT Inka berdiri pada 18 Mei 1981. Namun, hari ulang tahun perseroan diperingati setiap 29 Agustus. Musababnya, operasional pabrik kereta api diserahkan oleh PJKA kepada manajemen PT Inka (Persero) pada  29 Agustus 1981. Karena itu, tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari berdirinya PT Inka (Persero).

Pada saat pendiriannya, PT Inka (Persero) berada di bawah pengawasan teknis Departemen Perhubungan. Pada 1983, pengawasannya dialihkan ke Dewan Pembina Industri Strategis (DPIS). Kemudian, pada 1989, pengawasannya berada di bawah Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS).

Selanjutnya, pada 1998, pengelolaannya ditangani oleh Menteri Pendayagunaan BUMN. Pada tahun yang sama, PT Inka (Persero) menjadi anak perusahaan PT Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS). Setelah PT BPIS dibubarkan pada 2002, PT Inka (Persero) berada dalam pengelolaan Kementerian BUMN hingga sekarang.

RIZKI DEWI A.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 6 Mei 2024

  • 5 Mei 2024

  • 4 Mei 2024

  • 3 Mei 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan