JAKARTA - Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) membutuhkan jurus selamat untuk dapat bertahan melewati pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Staf Ahli Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Loto Srinaita Ginting, mengatakan masalah yang dihadapi UMKM semakin berat. Sebab, bukan hanya omzet penjualan yang merosot tajam, tapi penurunan harga jual barang dan jasa yang dijajakan juga tak dapat terhindarkan. “Ini disebabkan suplai yang cukup atau tidak berkurang, sedangkan permintaannya turun sangat dalam karena aksesibilitas dan mobilitas yang terganggu,” ujar dia dalam diskusi virtual di Jakarta, kemarin.
Loto mengatakan, untuk menyelamatkan UMKM, dibutuhkan strategi yang komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah dan BUMN. Strategi utama yang harus ditempuh adalah mendorong adaptasi teknologi dan mengembangkan ekosistem digital khusus untuk sektor UMKM. “Sudah terbukti bahwa usaha yang masuk ke dunia online relatif lebih kecil penurunan omzetnya dan lebih lama durasi survive-nya,” ucapnya.
Keberpihakan pada produk-produk UMKM lokal terus ditingkatkan, salah satunya melalui pengembangan platform Pasar Digital (PaDi) UMKM BUMN. Platform ini memfasilitasi penghimpunan data pelaku UMKM dengan konsep e-commerce dan business to business (B2B) melalui toko online. “BUMN pun jadi semakin mudah berbelanja barang dan jasa UMKM lokal serta melakukan monitoring penyaluran fasilitas pembiayaan permodalan,” kata Loto.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan konsep ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing UMKM agar lebih proaktif mengikuti tender pengadaan barang dan jasa untuk BUMN. Saat ini terdapat sembilan BUMN yang ikut ambil bagian dalam program PaDi. Mereka adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Permodalan Nasional Madani, PT Pegadaian, PT Pupuk Indonesia, PT Wijaya Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk, dan PT Pembangunan Perumahan Tbk. Erick memperkirakan, jika semua BUMN bisa ikut bergabung pada 2021, kurang-lebih dalam setahun belanja modalnya mencapai Rp 18 triliun lebih. “Sehingga cukup besar untuk kontribusi keberpihakan kami kepada BUMN.”
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina (Persero) Tajudin Noor mengatakan, setelah dua bulan berpartisipasi dalam proyek percontohan PaDi, Pertamina telah aktif melakukan pembelian barang dan jasa dari pelapak UMKM yang sudah terdaftar di platform tersebut. “Kami juga memiliki UMKM binaan yang kemudian kami usulkan untuk ikut bergabung dalam platform PaDi,” katanya. Total saat ini terdapat 63 ribu UMKM dari berbagai bidang usaha yang berada di bawah binaan Pertamina, dengan total penyaluran dana binaan mencapai Rp 3,5 triliun.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa mengatakan tengah menyusun perencanaan induk UMKM. “Ini saat yang tepat untuk melakukan kategorisasi UMKM, sehingga kita tahu persis apa saja treatment dan infrastruktur yang dibutuhkan dalam jangka menengah dan jangka panjang,” katanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan dukungan kepada sektor UMKM akan terus mengalir, tak terkecuali yang berbentuk bantuan sosial atau dana hibah. Pemerintah memutuskan menaikkan target penyaluran bantuan presiden produktif bagi pelaku UMKM dari semula untuk 12 juta penerima menjadi 15 juta penerima. “Kenaikan target ini membuktikan bahwa pemerintah betul-betul memberikan perhatian kepada sektor UMKM,” ujarnya. *
GHOIDA RAHMAH
Gotong-Royong Dorong Usaha Kecil