JAKARTA – Kementerian Perindustrian mendorong pengembangan industri sepeda dalam negeri di tengah melonjaknya permintaan masyarakat. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, mengatakan pemerintah sedang memetakan struktur industri sepeda nasional, termasuk komponen-komponennya. Hal ini dilakukan untuk menggenjot produktivitas sepeda yang masih bergantung pada komponen impor.
"Komponen-komponen ini sudah di-breakdown. Dari komponen-komponen yang diproduksi dalam negeri, kami sedang cari pemasoknya dari mana saja," ujar Gati kepada Tempo, kemarin.
Setelah itu, ujar Gati, pemerintah akan meminta kesiapan industri untuk menaikkan produktivitas dan membantu pengadaan mesin produksi, salah satunya dengan merestrukturisasi pembiayaan melalui bank-bank negara. Kementerian juga berencana mengembangkan pusat material sebagai pusat bahan baku komponen dengan program corporate social responsibility.
Meski begitu, material center tersebut tidak hanya difokuskan untuk industri sepeda guna menghindari fase jenuh permintaan pasar. Selain komponen sepeda, material center mencakup komponen mesin tekstil atau bahkan kendaraan bermotor untuk layanan purnajual. "Mungkin ini butuh waktu, tapi kami juga harus kerja cepat karena pasarnya mencapai 8 juta unit, sementara produksi baru sekitar 3 juta unit," ujar Gati.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier, mengatakan pemerintah bakal memaksimalkan rantai pasok (supply chain) yang bisa dibuat di Indonesia. Secara bertahap, komponen sepeda—termasuk sepeda impor—dapat disubstitusi. "Salah satu instrumen yang juga diperlukan adalah pengawasan dan fasilitas uji SNI (standar nasional Indonesia) untuk menjamin kualitas sepeda yang beredar di wilayah Indonesia," ujarnya.
Taufiek berujar, hingga saat ini, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk sepeda produksi industri nasional telah mencapai 50-60 persen. Menurut dia, apabila salah satu komponen, seperti roda gigi (gear) sepeda, dan komponen logam lainnya tercukupi diproduksi di dalam negeri, hal tersebut minimal menambah nilai TKDN sebesar 20 persen. Pemerintah menargetkan minimal TKDN 80 persen dapat dipasok dari dalam negeri dalam jangka pendek.
"Dari sisi hulunya atau sisi komponen pendukung, Kemenperin mendorong seperti industri besi dan baja, termasuk ban sepeda, dapat memasok kebutuhan bahan baku," kata Taufiek.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya mengatakan pemerintah akan mendorong sektor manufaktur pendukung, seperti industri besi dan baja, dapat memasok kebutuhan bahan baku bagi produsen sepeda. Untuk itu, kata dia, pemerintah berkomitmen untuk memperkuat rantai pasok di sektor industri sepeda dari hulu sampai hilir. “Industri sepeda ini pun perlu mendapat kepastian untuk mendapat pasokan bahan bakunya, termasuk bahan baku lokal harus bisa bersaing dari sisi harga,” kata dia.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo mengatakan sebagian besar komponen sepeda masih diimpor, baik itu rantai, pedal, setang, sadel, grip, maupun roda gigi. Saat ini, produsen dalam negeri baru bisa memproduksi kerangka, ban, dan rim (velg) sepeda. Untuk pengembangan industri komponen lainnya, Eko mengatakan, tingkat skala keekonomiannya belum maksimal karena sepeda masih sekadar alat rekreasi atau olahraga biasa.
Menurut Eko, kalau sudah didorong menjadi salah satu alat transportasi, sepeda akan menjadi kebutuhan. "Kalau belum memenuhi skala ekonomi tertentu, industri biasanya tidak akan mau buka (produksi). Ini kesempatan, namun mendorong orang mau naik sepeda itu susah," ujarnya.
LARISSA HUDA
Produksi Komponen Sepeda Digenjot