JAKARTA – Volume kendaraan yang melintasi ruas-ruas jalan tol mulai meningkat sejak pemerintah memberlakukan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan kebijakan kebiasaan baru atau new normal. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Danang Parikesit, mengatakan arus kendaraan sudah lebih padat dibanding saat pembatasan sosial pada April hingga akhir bulan lalu. “Sekarang mulai pulih, namun masih 70-80 persen dari kondisi sebelum adanya Covid-19,” kata dia kepada Tempo, akhir pekan lalu.
Menurut Danang, Kementerian belum akan melonggarkan protokol kesehatan di gerbang tol dan area rehat. “Bahkan aturan dan fasilitas kesehatannya akan kami perbaiki,” ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero), Muhammad Fauzan, mengatakan lalu lintas harian (LHR) di seluruh ruas yang dikelola perseroan melonjak 48,3 persen pada Juni lalu dibanding bulan sebelumnya. Meski arus kendaraan menurun selama pandemi, Hutama mencatat adanya pergerakan 33,5 juta unit kendaraan pada semester pertama tahun ini. “Itu akumulasi aktivitas keluar-masuk beberapa ruas kami,” ucapnya.
Ruas aktif Hutama Karya, antara lain, jalan tol ruas Medan-Binjai Seksi 2 dan 3, tol Palembang-Indralaya, tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, tol Bakauheni-Terbanggi Besar, juga termasuk jalur di Jawa, seperti jalan tol Jakarta Outer Ring Roard Seksi S dan tol Akses Tanjung Priok.
Executive Vice President Divisi Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol Hutama Karya, Aries Dewantoro, mengatakan peningkatan arus lalu lintas harian terlihat pasca-pelonggaran. Selama Juni, tercatat arus harian turun 31,46 persen dibanding rata-rata kondisi normal pada Februari 2020. “Ruas dengan LHR tertinggi bulan lalu adalah tol JORR-S,” ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Agus Setiawan, mengatakan volume kendaraan di semua tol yang dikelola grup perusahaannya sempat turun lebih dari 40 persen saat penerapan PSBB pada akhir Maret 2020. Kondisi itu diperparah oleh larangan mudik yang menyekat pergerakan mobil pribadi keluar-masuk kota besar. “Tapi saat ini ruas padat sudah berangsur pulih, hanya lebih rendah 20 persen dibanding volume normal,” tuturnya. “Beberapa ruas sekitar Jakarta juga mengarah ke arus normal.”
Menurut Agus, pergerakan mobil di jalan tol akses keluar-masuk Bandara Soekarno-Hatta di Banten serta jalur wisata masih lemah karena sisa kebijakan pembatasan. Kapasitas bandara dan pelancongan memang masih dibuka secara terbatas. “Ruas yang arusnya masih jauh di bawah normal adalah tol bandara Sedyatmo dan tol Bali Mandara.”
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, mengatakan kinerja PT Jasa Marga, yang memegang banyak akses keluar-masuk Jakarta, kian terpuruk selama pandemi. Merujuk ke laporan keuangan Jasa Marga per September atau hingga kuartal ketiga 2019, pendapatan perusahaan sudah mencapai sekitar Rp 28,9 miliar hanya dari sembilan hari pengoperasian empat gerbang tol (GT) selama periode mudik.
Angka itu belum berbasis data realisasi, serta belum mencakup pendapatan dari tol dalam kota dan gerbang di ruas trans Jawa lainnya. “Nah, potensi pendapatan sebesar itu akhirnya hilang tahun ini karena larangan mudik,” ucap Abra kepada Tempo.
Head of Corporate Communication PT Astra Infra Toll Road, Danik Irawati, mengatakan volume kendaraan pada ruas yang dikelola mulai naik meski belum signifikan. Anak usaha Astra International ini mengelola ruas Tangerang-Merak, Cikopo-Palimanan, Semarang-Solo, Jombang-Mojokerto, Surabaya-Mojokerto, serta Kunciran-Serpong.
Adapun Presiden Direktur PT Lintas Marga Sedaya, yang mengelola jalan tol Cikopo-Palimanan, Firdaus Azis, mengatakan ruas Cipali mulai dilintasi rata-rata 46 ribu kendaraan per hari. Menurut dia, angka itu jauh lebih memuaskan daripada LHR 20 ribu kendaraan semasa PSBB dan didominasi kendaraan logistik. “Tapi memang traffic ini belum kembali normal, biasanya kami bisa melayani sampai 54 ribu kendaraan per hari,” kata dia.
YOHANES PASKALIS
Arus Kendaraan di Jalan Tol Belum Normal