JAKARTA – Industri perbankan mencatatkan penurunan kebutuhan uang tunai menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Pahala Mansury, mengatakan hal itu disebabkan oleh bergesernya pola transaksi masyarakat yang semakin nyaman dan terbiasa dengan transaksi nontunai. “Masyarakat memanfaatkan transaksi melalui mobile banking,” kata dia, kemarin.
Tahun ini, BTN menyiapkan uang tunai Rp 12,15 triliun, turun jika dibandingkan dengan periode 2019 yang mencapai Rp 14,58 triliun. Pahala memprediksi terjadi lonjakan transaksi nontunai, khususnya transfer dana melalui aplikasi digital banking. “Karena itu kami akan terus meningkatkan fitur dan performa aplikasi digital banking BTN supaya nasabah bisa bertransaksi dengan lebih mudah dan cepat,” ujarnya. Hingga akhir Maret lalu, BTN mencatat peningkatan transaksi mobile banking 30 persen dibanding periode yang sama pada 2019, dengan total 5,7 juta transaksi.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memangkas persediaan uang tunai pada Ramadan dan Idul Fitri tahun ini hingga 24 persen atau menjadi Rp 19,2 triliun. “Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan imbauan untuk tidak mudik menjadi penyebab penurunan ini,” ucap Direktur Operasi Bank Mandiri, Panji Irawan. Dia mengatakan digital banking menjadi andalan masyarakat dalam bertransaksi. “Kami menyiapkan jaringan teknologi serta informasi yang optimal, dan agar tidak ada gangguan kami membentuk tim monitoring yang selalu siaga,” kata Panji.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Y.B. Hariantono, mengungkapkan bahwa persiapan kebutuhan uang tunai nasabah setiap pekan menurun hingga 17 persen, dari rata-rata tahun lalu Rp 12,31 triliun menjadi Rp 10,24 triliun. “Pusat belanja dan tempat rekreasi tutup, sehingga penarikan uang tunai juga turun,” ujar dia. BNI menurunkan persediaan uang tunai 23 persen. Menurut Hariantono, 30 persen dari 1.984 outlet dialihkan operasinya.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim, mengatakan jumlah uang tunai untuk Ramadan dan Idul Fitri tahun ini turun 17,7 persen menjadi Rp 157,96 triliun. Menurut dia, ada tiga hal yang mempengaruhi kebutuhan uang tunai, yaitu pengurangan hari libur, penundaan pembayaran tunjangan hari raya sejumlah pekerja, dan larangan mudik. Kebutuhan uang tunai tertinggi kali ini terjadi di Jakarta dan sekitarnya yang diperkirakan mencapai Rp 38 triliun. “Pada masa pandemi Bank Indonesia juga ingin mengimbau masyarakat untuk menggunakan transaksi pembayaran nontunai melalui digital banking, uang elektronik, dan QRIS (quick response code Indonesian standard),” kata Marlison.
Transaksi platform uang elektronik dan dompet digital juga mengalami lonjakan. “Kenaikan terjadi untuk belanja rumah tangga,” ucap Head of Corporate Communications LinkAja, Putri Dianita. Namun transaksi pembelian pulsa telepon, token listrik, serta pembayaran tagihan stabil. Menjelang periode Idul Fitri, LinkAja bersiap memperluas transaksi. “Misalnya di stasiun pengisian bahan bakar Pertamina, e-commerce retail, maupun di minimarket,” ujar Putri. LinkAja juga berupaya memperkaya platformnya dengan fitur baru, antara lain untuk transfer dana dan berdonasi. “Kami siapkan fitur gift card yang dapat digunakan untuk membagi dana kepada anggota keluarga dari saldo pengguna serta pembayaran zakat.” *
GHOIDA RAHMAH
Kebutuhan Uang Tunai Hari Raya Menurun