JAKARTA - Pengelola bandar udara mengandalkan angkutan kargo di tengah penurunan jumlah penumpang akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I (Persero), Handy Heryudhitiawan, mengatakan sudah memetakan beberapa dari 15 bandara yang unggul dalam layanan angkutan barang. "Ada lima bandara dengan potensi volume kargo besar sesuai dengan karakter wilayah masing-masing," ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Handy menyebut Bandara Sentani di Jayapura, Papua, sebagai bandara dengan realisasi angkutan kargo terbesar, yaitu 30 ribu ton, pada triwulan pertama tahun ini. Bandara ini merupakan pintu masuk utama di wilayah Papua. "Bandara itu menjadi hub angkutan penumpang dan barang di sana," kata dia.
Angkasa Pura I, Handy melanjutkan, juga mengandalkan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali sebagai transit kargo ke rute luar negeri. "Volume kargo bandara ini mencapai 139 ribu ton tahun lalu, dan triwulan I 2020 sudah 28 ribu ton," katanya.
Tiga lokasi lainnya adalah Bandara Juanda di Surabaya yang banyak dipakai untuk keperluan industri, Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar yang merupakan hub dan transit penerbangan wilayah timur Indonesia, serta Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan untuk memenuhi kebutuhan logistik daerah yang cukup besar.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I, Devy Suradji, mengatakan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo juga disiapkan sebagai sentral kargo.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin, mengatakan layanan kargo Bandara Soekarno-Hatta di Banten pun masih bergairah. Volume layanannya mencapai 158 ribu ton pada tiga bulan pertama tahun ini, naik dari periode serupa tahun lalu sebesar 139 ribu ton. "Sekarang intensitas pengiriman sedang tinggi, utamanya untuk kebutuhan medis penanganan Covid-19," katanya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto, mengatakan maskapai diwajibkan memperkuat layanan logistik di samping layanan penumpang komersial. Hal itu pun dimandatkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020 yang mengatur transportasi pada masa pandemi Covid-19.
"Jadi harus kombinasi, selain penumpang, ada misi utama mengangkut logistik yang urgen. Diwajibkan di seluruh rute di Indonesia," katanya.
Citilink Indonesia merupakan salah satu operator yang sedang menggenjot layanan kargo. "Ini merupakan lini layanan bisnis yang berpeluang di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini," kata Direktur Utama Citilink, Juliandra Nurtjahjo.
Jumlah kargo yang diangkut Citilink pada Maret 2020, menurut Juliandra, meningkat 13 persen dibanding sebulan sebelumnya. Pada bulan ini pun, jumlah rata-rata kargo yang diangkut per hari meningkat sebesar 61 persen dibanding Maret 2020. "Dalam waktu dekat, Citilink juga akan mengoperasikan pesawat khusus kargo (freighter) Boeing 737-500 untuk memaksimalkan layanan rute-rute domestik," ujarnya. FRANSISCA CHRISTY ROSANA | LARISSA HUDA | YOHANES PASKALIS