JAKARTA - Pemerintah membebaskan penyedia jasa transportasi dalam jaringan (online) Gojek dan Grab memberikan program promo tarif kepada konsumen. "Asal tidak melanggar batas harga yang sudah ditetapkan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setyadi, kemarin.
Batas harga yang dimaksud Budi termuat dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 348 Tahun 2019 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi. Dalam aturan tersebut, Kementerian Perhubungan mengatur tarif jasa sebesar Rp 1.850-10.000 per kilometer.
Budi mengatakan pemerintah bakal terus mengawasi promo perusahaan yang bergerak dalam transportasi berbasis aplikasi (ride hailing). Toh, menurut dia, promo yang terlalu jorjoran juga tak baik bagi kelangsungan operasional perusahaan.
Adanya batasan tarif jasa yang sudah memperhitungkan keberpihakan kepada mitra, penumpang, dan hitungan pemasukan bagi masyarakat yang ideal dibuat agar kompetisi tetap sehat. "Karena cuma dua yang dominan, kami batasi agar kelestarian mereka bisa berlaku selama mungkin," kata dia.
Budi mengakui promo gencar ditentang Gojek. Tiap bulan, pemerintah akan duduk bersama untuk mengevaluasi semua aspek dampak promo yang mempertimbangkan konsumen, mitra, aplikator, dan operator transportasi umum konvensional.
Kementerian Perhubungan menyebutkan promo menjadi salah satu cara mensosialisasi keniscayaan transportasi digital yang tidak bisa dibendung. Otoritas sendiri saat ini sedang gencar mencanangkan aplikator mematuhi batas tarif jasa. Sejak April lalu, pemerintah mematok batas bawah dan atas jasa aplikator di masyarakat.
Awalnya, pemberlakuan biaya jasa berlaku di Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Makassar. Saat ini batas kewajaran harga yang ditetapkan sudah menyentuh 220 kota/kabupaten di Indonesia. Ekspansi Gojek tercatat sudah mencapai 221 kota dan kabupaten, sedangkan Grab sudah merambah 224 wilayah.
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan entitasnya bakal melanjutkan tren promo. Menurut dia, promo berperan penting untuk mengenalkan produk dan layanan Grab ke masyarakat di tengah persaingan yang ketat.
Grab, kata dia, memberikan banyak ragam promo ke konsumen berdasarkan segmen, waktu, tempat, dan produknya. "Fungsi dan besarannya juga beda, kalau pengguna baru dibandingkan dengan pengguna lama, tujuannya tidak sama," kata Ridzki.
Meski promo tetap dilanjutkan, Grab tak menanggung semuanya. Mitra bisnis Grab, seperti merchant dan Ovo selaku mitra strategis pembayaran digital, juga turut berbagi beban promosi. "Yang pasti, hitungan promo kami mempertimbangkan kelestarian perusahaan dan tidak berdampak pada jasa yang dibayarkan mitra pengemudi sama sekali," tuturnya.
Adapun Gojek siap memberikan program promo kepada konsumen. Meski begitu, Presiden Gojek Andre Soelistyo mengatakan perusahaannya akan sangat mendukung jika keseimbangan penawaran dan permintaan usaha menggunakan harga wajar. Menurut dia, aksi promo yang berkepanjangan berpotensi merusak kesehatan usaha di sektor transportasi daring ini. "Tak hanya kompetitornya, ekosistem seperti taksi dan bus konvensional juga akan kalah kalau harga ditekan 90 persen dari kewajaran," ujarnya.
ANDI IBNU