Musim Nebeng Prabowo

Sejumlah calon kepala daerah memasang gambar Prabowo Subianto di baliho kampanye. Bukan penentu kemenangan pilkada.

Tempo

Sabtu, 12 Oktober 2024

USAI pemilihan presiden (pilpres), masyarakat kembali menyambut pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 27 November 2024. Para calon kepala daerah yang berkontestasi melancarkan beragam strategi demi mendulang suara selama masa kampanye.

Sejumlah calon kepala daerah yang didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus memanfaatkan popularitas presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengerek elektabilitas mereka. KIM—gabungan partai politik, di antaranya Gerindra, Golkar, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN)—merupakan pengusung utama Prabowo dalam pilpres 2024. Para calon kepala daerah itu berharap pemasangan baliho dengan menyertakan gambar Prabowo akan mengerek elektabilitas mereka dalam kontestasi pilkada.

Namun, menebeng popularitas Prabowo tidak serta-merta meningkatkan elektabilitas pasangan calon pemimpin daerah. Dua pengamat politik menilai penggunaan atribut Prabowo bukan faktor penentu kemenangan pilkada. Sebab, pilkada lebih banyak didukung tokoh lokal. Faktor dominannya adalah personal branding atau reputasi dari calon kepala daerah itu sendiri. Elektabilitas pasangan calon juga tidak hanya dari pemilih Gerindra—partai bentukan Prabowo—tapi juga dari pemilih partai lainnya. 

Berita Lainnya