Sejumlah analis merekomendasikan saham emiten sektor digital, perbankan, telekomunikasi, properti, komoditas, dan healthcare untuk investasi saham tahun ini. 

Tiga emiten bersiap melantai di BEI menjelang penutupan tahun. Prospek sektor usaha yang cerah menjanjikan return positif.

Grup GoTo terus mempersiapkan diri untuk melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) pada semester I 2022. Kinerja bisnis yang semakin kuat membuat IPO GoTo banyak dinanti investor. 

OJK mendorong start-up untuk melepas saham di Bursa Efek Indonesia. OJK menyesuaikan berbagai kebijakan untuk mempermudah IPO start-up, di antaranya melalui penetapan klasifikasi saham dengan hak suara jamak.

Investasi terhadap usaha rintisan (start-up) berbasis teknologi bakal terus meningkat pada tahun depan. Unicorn-unicorn baru juga bakal bermunculan.

Cimory membidik perolehan dana hingga Rp 3,7 triliun dari pasar modal.

Mitratel bakal menggelar IPO dengan target perolehan dana Rp 19,6 triliun.

Bukalapak berencana memperluas integrasi dengan ekosistem Grab.

Sejumlah perusahaan rintisan dari berbagai skala diperkirakan bakal  menjual saham kepada publik (IPO) dalam 1-2 tahun ke depan. Pelepasan saham ini merupakan bagian dari exit strategy investor untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan kerugian.

Perusahaan teknologi raksasa di Tanah Air berlomba menyiapkan diri untuk melantai di bursa saham seperti yang telah dilakukan Bukalapak. Terbaru, platform Blibli.com disebut-sebut berencana melakukan penawaran saham perdana kepada publik (IPO) pada 2022.

PT Bukalapak Tbk akan menjadi unicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 6 Agustus mendatang. Beberapa analis dan investor saham menyoroti kinerja emiten berkode BUKA ini yang belum berkilau.

Bukalapak akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 6 Agustus mendatang. Unicorn ini berencana menjual 25,76 miliar saham ke publik atau setara 25 persen dari total saham, dengan target perolehan dana hingga Rp 21,9 triliun.

Rencana PT Bukalapak Tbk untuk melantai di bursa saham dianggap sebagai strategi untuk mengejar para unicorn atau perusahaan digital bervaluasi US$ 1 miliar lainnya. Pendanaan baru diperlukan karena sejumlah platform e-commerce yang selevel dengan Bukalapak sudah menguatkan basis permodalan.