Pertumbuhan ekonomi 2024 masih dihantui perlambatan ekonomi global. Harapan datang dari industri di pasar domestik yang menawarkan inovasi dan transformasi digital.

Kinerja sektor industri yang mengandalkan pasar domestik akan lebih baik ketimbang sektor yang mengandalkan pasar ekspor.

Ekspansi retail gaya hidup diprediksi terus meluas pada 2024, ke berbagai kota, khususnya kota tier 2 di Indonesia.

Google, Temasek, dan Bain menurunkan ekspektasi ekonomi digital Indonesia. Startup butuh lebih banyak investor lokal.  

Pada 2022, industri bank digital diprediksi kian matang. Setelah ramai-ramai memperkenalkan diri, kini saatnya bank digital berburu nasabah.

Meski grafik pandemi Covid-19 mulai menurun, industri farmasi dan alat kesehatan masih akan bertumbuh pesat tahun depan. Disokong permintaan alat kesehatan dan multivitamin.

Investasi terhadap usaha rintisan (start-up) berbasis teknologi bakal terus meningkat pada tahun depan. Unicorn-unicorn baru juga bakal bermunculan.

Sektor perdagangan elektronik diprediksi masih tumbuh dua digit pada tahun depan. Pergeseran pola konsumsi masyarakat menjadi faktor pendorong utama. 

Setelah mencetak rekor tertinggi, harga batu bara dan CPO bakal melandai tahun depan.

Pemulihan pariwisata Indonesia pada 2022 masih sangat bergantung pada kunjungan turis asing. Pelaksanaan konferensi dan agenda olahraga internasional menjadi harapan baru untuk perbaikan bisnis wisata.

Penjualan kendaraan komersial atau kendaraan niaga pada 2022 diproyeksikan bakal ditopang oleh sektor pertambangan, perkebunan, dan konstruksi. Namun pemberlakuan kebijakan standar emisi Euro4 bakal membuat konsumen menahan pembelian.

Perusahaan angkutan masih akan mengandalkan bisnis angkutan barang sebagai penyumbang pendapatan utama pada tahun depan. Berlanjutnya pembatasan jumlah penumpang angkutan umum membuat segmen kargo lebih menjanjikan.

BANK Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh kenaikan investasi, percepatan vaksinasi Covid-19, dan pembukaan kembali kegiatan usaha. Sejumlah bank bersiap menggenjot penyaluran kredit dengan bunga rendah. Meski begitu, sejumlah tantangan menghadang, antara lain normalisasi kebijakan moneter dan fiskal di negara maju serta dampak pandemi terhadap kinerja korporasi.