JAKARTA – Pemerintah mengidentifikasi sejumlah sektor bisnis yang mampu bertumbuh selama masa pandemi Covid-19. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sudah memetakan berbagai bidang usaha yang berjaya di tengah masa pandemi, yang membatasi mobilitas penduduk dan menekan aktivitas ekonomi. "Sektor yang mampu recovery cepat dan menjadi winner dalam kondisi ini adalah farmasi,” kata dia kepada Tempo, akhir pekan lalu.
Menurut Sri, kesadaran masyarakat untuk melindungi diri dari wabah membuat industri produk kesehatan, dari alat testing Covid-19, masker, hingga hand sanitizer, kebanjiran konsumen. Permintaan kian meningkat setelah berbagai sektor jasa menerapkan protokol kesehatan. "Ada attitude baru yang tidak hanya memicu pertumbuhan jasa, tapi juga memunculkan permintaan pada produk yang bersifat healthy dan safety related."
Selain sektor kesehatan, Sri menyebutkan bisnis teknologi informasi bertumbuh pesat. Karena itu, kata dia, pemerintah mengucurkan anggaran hingga Rp 29,6 triliun pada 2021 untuk pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Sri menyatakan 12 ribu desa di kawasan terluar belum terhubung Internet.
Dengan penguatan anggaran infrastruktur digital, kata dia, pemerintah menargetkan koneksi Internet merambah 4.000 desa pada tahun ini. Infrastruktur teknologi juga akan mendukung industri kreatif, jasa pendidikan, ataupun konten hiburan. Namun Sri juga mengungkapkan sektor yang membutuhkan waktu lama untuk pulih. Contohnya, kata dia, industri transportasi, tekstil, serta alas kaki.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan tren pertumbuhan ekonomi digital terlihat dari lalu lintas jasa pesan antar makanan yang tumbuh lebih dari 20 persen selama masa pandemi. "Nilai transaksi di lima platform e-commerce juga tercatat naik 32 persen dibanding sebelum masa pandemi,” ucap dia.
Petugas memeriksa jaringan BTS di Bendungan Hilir, Jakarta, 26 Februari lalu. TEMPO/Tony Hartawan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan hanya tujuh dari 17 sektor pendorong perekonomian yang tumbuh positif pada tahun lalu dibanding pada 2019. "Dampak pandemi ini terlihat jelas,” ujarnya.
Penurunan paling tajam, kata dia, terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan yang minus 15,04 persen. Sektor akomodasi dan makanan-minuman juga turun 10,22 persen sepanjang 2020. "Karena kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara belum pulih,” ucapnya.
Wakil Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Anton Sumarli, mengakui pembatasan mobilitas dan kewajiban menyediakan dokumen tes Covid-19 bagi penumpang pesawat memicu efek domino ke bisnis wisata, dari agen perjalanan, hotel, restoran, hingga pemandu wisata.
Hal itu diperparah oleh sejumlah aturan yang muncul secara mendadak, contohnya Surat Edaran Pemerintah Provinsi Bali Nomor 46 Tahun 2020 yang mewajibkan tes usap atau swab bagi orang yang bepergian ke Bali pada liburan akhir tahun. “Kami rugi karena berbagai pembatalan,” tuturnya.
Adapun Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, mengatakan pandemi Covid-19 memaksa pengelola hotel menjual seluruh ataupun sebagian asetnya. "Langkah terakhir pengelola saat semua strategi efisiensi gagal,” kata dia. Hingga awal 2021, tingkat keterisian rata-rata hotel masih di bawah 50 persen atau tak mencapai separuh kapasitas yang disediakan. Hal itu terjadi akibat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali dan masa sepi alias low season.
Di tengah tekanan, para pengelola kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) superprioritas memantapkan rencana pemulihan bisnis. Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata Badan Otorita KSPN Borobudur, Bisma Jatmika, mengupayakan kegiatan wisata bisa tetap berlangsung tanpa mengabaikan protokol kesehatan. “Kami beradaptasi, salah satunya lewat sertifikasi kesehatan dan kebersihan (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability/CHSE) untuk semua kegiatan,” katanya.
Direktur Utama Badan Otorita Pelaksana Pariwisata Labuan Bajo dan Flores, Shana Fatina, pun memastikan kawasannya memakai teknologi digital dalam promosi dan operasional. “Ada super Wi-Fi yang akan dibangun oleh pemerintah, sehingga blank spot di Manggarai Barat teratasi,” katanya.
CAESAR AKBAR | GHOIDA RAHMAH | YOHANES PASKALIS