Di Cilegon, Banten, para difabel mendirikan sekolah catur untuk menjaring bakat-bakat terpendam. Para pesertanya rutin bertanding bersama pecatur umum.
Aktivitas para peserta Sekolah Catur Disabilitas Cilegon, Banten. (Instagram Sekolah Catur Disabilitas). tempo : 168016491034
Adik Rifai, 39 tahun, terkesiap ketika beberapa tahun lalu ia mengetahui bahwa rekan-rekannya sesama tunanetra di Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), Cilegon, Banten, mampu bermain catur. Mereka bermain catur dengan cara unik. “Mereka bermain tanpa papan, tapi menggunakan notasi dan mengucapkan langkah bidak-bidaknya,” kata Adik, yang menjabat Ketua Pertuni Cilegon, kepada Tempo, Rabu lalu.
Bukan hanya tunanetra, catur pun rupan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.