Kritik Lewat Musik
Siang itu Erros Djarot mengamati suara derap kaki tentara yang berirama mengiringi lagu barunya. Gemuruh musik dari sepatu lars itu menjadi semacam lonceng pengingat atas tragedi pembantaian pada 1965. Telinganya selalu awas menentukan nada, seolah-olah sedang menggambar ulang pelbagai peristiwa kudeta yang berdarah itu ke dalam sebuah senandung pilu.
“Kalau seniman marah, tidak perlu teriak-teriak. Ya sudah, tak gawe lagu, rungokke yo (
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini