Pengusaha Desak Pembukaan Ekspor Nikel Kadar Rendah
JAKARTA — Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) meminta pemerintah membuka keran ekspor bijih nikel kadar rendah secara terbatas. Usul itu muncul karena rendahnya penyerapan di dalam negeri.
Sekretaris Jenderal APNI, Meidy Katrin, menyatakan bijih nikel kadar rendah tak laku di pasar domestik. Pada umumnya, smelter membelinya senilai US$ 7-12 per wet metric ton (WMT). “Smelter yang beroperasi di Indonesia hanya melakukan kontrak
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini