Di Krematorium

Astrajingga Asmasubrata
Ia tundukkan kepala
Ke nyala tiga batang dupa
Tanda sahaja pada takdir
Yang tahir dan sederhana
Doa
Semerbak cendana di udara
Menyaput duka
Ia masih menunduk, haru
Juga rindu, gemetar dalam lirih suara
Gadis kecil di potret tua
Tersenyum
Tatapannya melebihi cahaya lilin
Memurnikan silam yang merah
Dan terluka
Ia bungkukkan tubuh
Persis seorang bapak
Hendak menggendong anaknya
Tiga batang dupa telah sirna
Namun, harum y...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini