TEL AVIV - Pesaing utama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memenangi dukungan dari Partai Arab Israel untuk membentuk pemerintahan, kemarin. Dukungan terhadap Benny Gantz, ketua Partai Aliansi Biru dan Putih, berpotensi merusak rencana Netanyahu untuk tetap berkuasa.
Setelah pemilihan ketiga yang tidak meyakinkan dalam waktu kurang dari setahun, Netanyahu masih kekurangan tiga kursi untuk membentuk pemerintahan mayoritas. Pemimpin pemerintahan terlama di Israel itu telah meminta Gantz untuk menyetujui "pemerintah darurat" guna memerangi pandemi global.
Namun Gantz sejauh ini mengabaikan proposal tersebut, dengan mengatakan masih bisa membentuk pemerintahan minoritas sendiri.
Berbicara dalam pertemuan dengan Presiden Reuven Rivlin, yang mengadakan diskusi dengan partai-partai tentang pembentukan pemerintahan baru, Ketua Partai Arab Ayman Odeh mengatakan bahwa para pemilihnya menegaskan, "Menolak pemerintah sayap kanan dan Benjamin Netanyahu."
Sekitar seperlima warga Israel adalah keturunan Palestina. Namun belum ada satu pun politikus keturunan Palestina yang masuk pemerintahan negeri Zionis itu. Joint List sekarang adalah partai terbesar ketiga di parlemen Israel, setelah mencapai rekor yang ditunjukkan dalam pemilihan 2 Maret lalu.
Prospek Gantz untuk menjatuhkan Netanyahu bisa bergantung pada mantan menteri pertahanan, Avigdor Lieberman, yang mengepalai partai sayap kanan Yisrael Beiteinu.
Netanyahu, 70 tahun, memiliki dukungan dari 58 anggota parlemen, tiga kursi di bawah batas mayoritas di Knesset yang memiliki 120 kursi. Kini ia juga menghadapi dakwaan, termasuk penyuapan, pelanggaran kepercayaan, dan penipuan.
REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI