JAKARTA - Sikap politik Partai Demokrat dalam kongres V partai itu tidak tegas menyatakan mereka sebagai oposisi mutlak. Pidato ketua umum terpilih, Agus Harimurti Yudhoyono, maupun ketua umum demisioner, Susilo Bambang Yudhoyono, justru mengambang. Keduanya sama sekali tidak menyatakan sebagai oposisi ataupun mendukung pemerintahan Joko Widodo.
Sekretaris Jenderal Demokrat yang demisioner, Hinca Pandjaitan, yang menafsirkan pidato Yudhoyono maupun Agus Yudhoyono, mengatakan sikap partainya sesungguhnya tetap, yaitu berada di luar pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Namun ia menegaskan bahwa Demokrat bisa saja mendukung program pemerintah yang menguntungkan masyarakat. Sebaliknya, partai berlambang biru Mercy ini akan mengkritik kebijakan pemerintah yang berlawanan dengan kehendak rakyat.
"Posisi kami tetap berada di luar pemerintahan dan tetap membangun bangsa dan negara ini," kata Hinca, kemarin.
Senada, Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat yang demisioner, Renanda Bachtar, mengatakan posisi politik partainya masih sama dengan periode lalu, yaitu berada di luar pemerintahan. Tapi, kata dia, kebijakan politik itu bisa saja berbalik arah dengan bergabung ke koalisi pemerintah Jokowi. "Kami ingin seperti posisi sekarang ini. Tidak hanya mengkritik, kami juga berkontribusi, memperbaiki yang kurang baik," kata Renanda.
Pidato Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum Demokrat terpilih periode 2020-2025 kemarin sama sekali tidak menyinggung posisi politik partainya terhadap pemerintahan Jokowi. Agus lebih banyak mengemukakan upayanya dalam membesarkan Demokrat. "Kita semua punya tujuan yang sama untuk memajukan dan membesarkan kembali Partai Demokrat lima tahun mendatang," kata Agus.
Sebelum Agus berpidato, Yudhoyono lebih dulu berbicara di hadapan peserta Kongres V Demokrat di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan. Yudhoyono memberi isyarat bahwa Demokrat bisa jadi tetap berada di luar pemerintahan dalam lima tahun mendatang. "Dalam perjuangan lima tahun ke depan ini mungkin kita merasa sendiri. Sepertinya tidak banyak kawan kita," kata Yudhoyono.
Ia mengingatkan agar kader Demokrat tidak berkecil hati dengan posisi tersebut. Sebab, kata dia, Demokrat ibarat kelompok diam yang bisa saja menjadi partai pemenang di masa mendatang.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan keberhasilan Agus Yudhoyono memimpin Demokrat akan diuji dalam pemilihan kepala daerah serentak tahun ini. Pemilihan kepala daerah serentak tahun ini akan berlangsung di 270 daerah. "Apakah Agus Yudhoyono bisa meningkatkan kemenangan kepala daerah di 270 wilayah itu atau tidak," kata Adi.
Ia mengatakan Agus Yudhoyono sesungguhnya sudah memiliki bekal untuk memimpin Demokrat, yaitu pernah menjadi calon gubernur dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan menjadi koordinator pemenangan pemilu Demokrat pada pemilu tahun lalu. "Secara personal, ia juga cukup populer dan rajin turun ke daerah," ujar Adi.
FIKRI ARIGI | BUDIARTI UTAMI PUTRI | AVIT HIDAYAT