LONDON – Belum hilang dalam ingatan ketika Arsenal mengangkat trofi Piala Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) pada 2 Agustus lalu. Ketika itu, The Gunners—julukan Arsenal—mengalahkan Chelsea dengan skor 2-1.
Seketika Arsenal menerima beragam pujian dari fan dan pengamat sepak bola. Salah satu sanjungan diberikan kepada sang manajer, Mikel Arteta. Singkat kata, Arteta disebut mampu mengembalikan kekuatan Arsenal.
Namun, empat bulan berselang, hilang sudah tepuk tangan untuk Arteta. Musababnya, penampilan Arsenal di Liga Primer Inggris musim 2020/2021 loyo. Betapa tidak, dalam 10 laga, Meriam London hanya empat kali meraih angka penuh alias kemenangan. Sisanya berakhir dengan sekali imbang dan lima kekalahan.
Hasil paling anyar, Arsenal menelan kekalahan 1-2 dari Wolverhampton Wanderers di Stadion Emirates, Selasa lalu. Kekalahan tersebut membuat Arsenal tertahan di posisi ke-14 klasemen sementara dengan torehan 13 poin.
Buruknya lagi, Arsenal tampil tumpul. Dalam 10 laga di Liga Primer, Pierre-Emerick Aubameyang cs hanya bikin 10 gol. Sebaliknya, mereka kebobolan 12 gol. Walhasil, Arsenal ada di tangga keempat tim yang paling sedikit mencetak gol di Liga Primer musim ini.
Di atas Arsenal ada Sheffield United dan Burnley, yang baru mengoleksi empat gol. Lalu ada West Bromwich Albion dengan tujuh gol. Mirisnya, ketiga klub tersebut berada di tangga terbawah klasemen sementara.
Walhasil, kini muncul kabar ihwal peluang Arteta dicopot dari posisi manajer tim. Pelatih berusia 38 tahun itu pun sadar bahwa sudah menjadi hukum alam jika pelatih yang tak memenuhi target bakal ditendang.
“Ketika saya meneken kontrak sebagai pelatih, saya tahu suatu hari saya akan dipecat atau meninggalkan klub,” kata mantan asisten manajer Manchester City itu, Selasa lalu.
Intinya, Arteta tak khawatir akan isu pemecatan. Fokusnya saat ini adalah mengembalikan kebuasan timnya sesegera mungkin. Arsenal tak boleh semakin terpuruk di Liga Primer.
Sejumlah keputusan Arteta dalam membentuk tim juga ikut memperburuk keadaan. Sebagai contoh, keputusan tak memasukkan Mesut Oezil dalam skuad Arsenal di kompetisi domestik dan Eropa. Arteta beralasan keputusan tersebut diambil demi membentuk tim yang kuat.
Sebagai gantinya, Arteta kerap memilih Joe Willock atau Alexandre Lacazette sebagai pemain nomor 10 alias playmaker, posisi yang dimainkan Oezil. Namun, di lapangan, kedua pemain itu gagal menggantikan sosok Oezil.
Masalah lainnya, Arteta memutuskan melepas kiper cadangan Emiliano Martinez ke Aston Villa pada bursa transfer lalu. Padahal Martinez sempat tampil bagus saat kiper utama Bernd Leno cedera. Bernd Leno memang masih punya kualitas mumpuni. Namun membuang Martinez sungguh hal yang disayangkan fan.
“Jelas keputusan itu bukan rencana saya. Tapi kami memberi kesempatan kepada dia untuk pergi. Lagi pula, kami harus menyeimbangkan neraca keuangan klub,” kata Arteta pada bursa transfer musim panas lalu.
Kini para fan dan pengamat Liga Primer berharap Arteta segera menambal lubang-lubang di lambung kapal Arsenal agar tak semakin karam di tangga klasemen. Pakar Liga Primer sekaligus mantan pemain Arsenal, Paul Merson, meminta Arteta memasukkan Oezil ke skuad lagi.
Menurut dia, Oezil masih punya kemampuan untuk menambah kreativitas lini tengah Meriam London. Apalagi jika dia diduetkan dengan gelandang anyar Arsenal, Thomas Partey. “Partey bisa mengalirkan bola ke semua penjuru, sementara Oezil memanjakan para penyerang dengan umpan,” kata Merson.
Adapun untuk solusi jangka pendek, mantan penyerang Stoke City dan Tottenham Hotspur, Garth Crooks, menyarankan agar Arteta sering-sering memasang Lacazette dan Aubameyang. Musababnya, saat dikalahkan Wolverhampton, Arteta memainkan Aubameyang sendiri di ujung tombak. Lacazette baru dimainkan pada 10 menit akhir pertandingan. “Memisahkan kedua pemain itu adalah keputusan buruk,” kata Crooks.
Belum selesai berbenah tim, Arteta harus bersiap menjamu Rapid Wina dalam laga kelima penyisihan Grup B Liga Europa, dinihari nanti. Berbeda 180 derajat, Arsenal tampil buas di kompetisi kasta kedua Eropa tersebut. Dalam empat pertandingan, Arsenal selalu menang. Walhasil, tim London Utara itu sudah mengantongi satu tiket ke babak 32 besar Liga Europa.
Meski sudah aman, Arsenal tak boleh lengah saat berlaga di Emirates. Sebab, kemenangan akan menjadi penyemangat Arsenal guna melupakan sejenak getirnya jalan di Liga Primer.
GOAL | HITC | FOOTBALL LONDON | INDRA WIJAYA
Masalah Arteta, Masalah Arsenal