SEVILLA – Joachim Loew tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada tim Jerman. Ia hanya mengatakan skuadnya tidak bisa bertanding dengan baik sejak kebobolan gol pertama dalam laga terakhir Grup A4 UEFA Nations League 2020/2021, di Estadio de la Cartuja, Sevilla, kemarin.
“Tidak ada organisasi dan komunikasi. Itu fatal bagi kami. Saya tidak punya penjelasan lain,” kata Loew.
Pemain Jerman pulang dengan kepala tertunduk setelah kalah 0-6 oleh tuan rumah Spanyol. Padahal, dalam laga itu, Der Panzer hanya membutuhkan hasil imbang untuk memastikan tempat di empat besar Nations League yang akan berlangsung pada Oktober 2021.
Kekalahan itu menjadi sejarah terburuk Jerman dalam 89 tahun terakhir di kompetisi sepak bola. Sebelumnya, Der Panzer pernah kalah telak oleh Austria dalam pertandingan persahabatan dengan hasil 0-6 pada 1931. Lalu Jerman Barat kalah 3-8 oleh Hungaria dalam penyisihan grup Piala Dunia 1954. Namun Jerman bisa membalas dan mengalahkan Hungaria di babak final.
Hasil terakhir di Sevilla kemarin membuat Jerman semakin terpuruk setelah prestasinya terus menurun sejak tersingkir di babak penyisihan grup Piala Dunia 2018. Bahkan skuad Loew hanya memenangi empat dari sepuluh pertandingan internasional terakhir mereka. Sejumlah pengamat sepak bola di Jerman mengatakan Loew sudah harus tahu kapan saatnya untuk mundur.
Namun Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) menyatakan tetap percaya kepada Loew, yang telah menjadi pelatih tim nasional sejak 2006. “Kekalahan ini tidak akan mengubah apa pun,” kata Oliver Bierhoff, Direktur Teknik DFB.
Banyak yang menganggap kekuatan Jerman semakin terpuruk setelah Loew membuat gebrakan mengejutkan pada Maret 2019. Saat itu, ia memutuskan mencoret trio andalan: Thomas Muller, Jerome Boateng, dan Mats Hummels. Padahal ketiga pemain tersebut, yang saat itu bermain di Bayern Muenchen, tampil bagus untuk klub mereka. Adapun Hummels belum lama ini pindah ke Borussia Dortmund pada musim panas lalu.
Namun Loew berkukuh bukan itu yang membuat tim Jerman lemah selama ini. Bahkan, sebelum terbang ke Sevilla, Loew mengatakan ia tidak berencana memanggil kembali tiga pemain yang telah memainkan peran kunci dalam perjalanan Jerman meraih gelar juara dalam Piala Dunia 2014 itu.
Ia yakin keputusannya merupakan yang terbaik untuk tim. Loew memilih pemain-pemain muda untuk menjadi pemain kunci di timnya.
“Kami mempercayai para pemain yang kami miliki sekarang,” kata Loew ketika ditanya perihal ketiganya. “Kami berada di jalur yang baik, tapi kami melihat bahwa kami tidak sejauh yang kami kira.”
Kekalahan memalukan itu membuat salah satu bekas bintang Jerman, Mesut Oezil, angkat bicara. Melalui akun Twitter-nya, Oezil, yang ikut berkontribusi dalam kemenangan Jerman di Piala Dunia 2014, mengatakan Der Panzer membutuhkan Boateng untuk memperbaiki lini pertahanan yang lemah saat ini.
Oezil mengunggah cuitan itu hanya beberapa menit setelah peluit panjang ditiup. “Saatnya membawa Jerome Boateng kembali,” demikian Oezil mencuit, dengan memberi tag kepada bek tengah Bayern Muenchen tersebut.
Pemain berdarah Turki itu memutuskan mundur dari tim nasional Jerman setelah kegagalan Der Panzer di Piala Dunia 2018. Pengunduran diri Oezil terjadi di tengah kontroversi pertemuannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Oezil mengatakan merasa tidak mendapat dukungan dari siapa pun di timnas Jerman saat mendapat sorotan tajam.
“Pekerjaan saya adalah pemain sepak bola dan bukan politikus, dan pertemuan kami bukanlah dukungan atas kebijakan apa pun,” kata Oezil, yang juga dibekukan dari skuad tim utama Arsenal setidaknya hingga Januari mendatang. Diduga kuat hal itu terjadi karena ia banyak menyoroti masalah politik dan ketidakadilan serta ikut membela masalah hak asasi manusia yang menimpa muslim Uighur di Cina.
Sementara itu, gelandang Serge Gnabry, yang bermain pada Selasa malam lalu, mengatakan, “Spanyol melakukan segalanya dengan baik dan kami tidak melakukan apa pun dengan benar. Kami tidak tahu apa level kami saat ini.”
Adapun pemain andalan Jerman, Toni Kroos, mengatakan kekalahan itu merupakan salah satu yang terburuk dalam kariernya. “Tidak normal kalah dalam pertandingan dengan begitu banyak gol. Itu benar-benar menyakitkan.”
DH | TAGESSPIEGEL | MIRROR | NUR HARYANTO
Bencana Tim Jerman