PARIS – Laga perempat final Prancis Terbuka akan mempertemukan dua pemain bukan unggulan, yakni Iga Swiatek dan Martina Trevisan, pada hari ini. Mereka sama-sama membuat kejutan setelah menyingkirkan petenis unggulan dalam putaran keempat pada Ahad lalu.
Swiatek adalah petenis remaja Polandia, sedangkan Trevisan asal Italia harus berjuang sejak babak kualifikasi. Mereka sama-sama wajah baru yang bisa lolos ke babak perempat final Roland Garros. Dalam laga putaran keempat, Swiatek mengalahkan unggulan pertama, Simona Halep, sedangkan Trevisan menaklukkan unggulan kelima, Kiki Bertens. Padahal Swiatek, 19 tahun, masih duduk di peringkat ke-54 dunia, sementara Trevisan, 26 tahun, berada di peringkat ke-159 dunia.
Duel di babak perempat final nanti merupakan pertemuan ketiga mereka setelah saling mengalahkan dalam dua laga sebelumnya. Trevisan mengalahkan Swiatek di lapangan tanah liat di Warsawa Terbuka, tiga tahun lalu. Sedangkan Swiatek membalas kekalahan itu di lapangan rumput Birmingham pada tahun lalu.
Dalam pertemuan kali ini, Swiatek tentunya lebih diunggulkan dari segi peringkat, kemampuan, maupun fisiknya. Namun Trevisan lebih berpengalaman dan memiliki motivasi besar yang sudah dibuktikan selama dua pekan ini di Paris.
“Lolos ke perempat final dengan mengalahkan petenis unggulan sangat membantu saya mengatasi tekanan,” kata Swiatek. Sedangkan Trevisan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang telah dinantikannya. Ia mengatakan, “Saya telah berjuang dari babak kualifikasi hingga perempat final. Kini saatnya saya membuktikan. Saya bisa."
Bagi Swiatek, pertemuan melawan Halep pada Ahad lalu sebenarnya seperti David menghadapi Goliath. Apalagi ia kalah oleh Halep pada tahun lalu dalam laga putaran keempat dan di lapangan yang sama, Philippe Chatrier. Juara junior Wimbledon dan juara ganda junior Roland-Garros itu mengakui bahwa kekalahan tersebut karena ia grogi dan belum punya pengalaman bertanding di stadion besar.
"Sejak kekalahan itu, saya justru membuat kemajuan besar karena saya kemudian bermain dalam beberapa pertandingan melawan Caroline Wozniacki, Naomi Osaka, dan pemain besar lainnya,” kata Swiatek.
Giliran Swiatek membalas kekalahan tersebut tahun ini. Ia bermain dengan kombinasi kecepatan dan ketepatan pukulan, sehingga mampu menghancurkan perlawanan Halep dalam waktu 68 menit. "Saya merasa seperti bermain sempurna. Saya bisa berfokus di sepanjang pertandingan. Bahkan saya terkejut bisa melakukannya," kata Swiatek.
Selang beberapa menit Swiatek merayakan kemenangan besarnya, Trevisan juga berjaya di lapangan Suzanne-Lenglen. Ia mengalahkan unggulan kelima, Kiki Bertens. Petenis kidal berusia 26 tahun itu menjadi petenis putri Italia pertama yang mencapai perempat final di Paris sejak Sara Errani pada 2015.
Trevisan, yang belum pernah menembus peringkat 100 besar dunia, sepanjang 2017-2020 selalu kalah oleh pemain papan atas 100 besar dunia di semua level. Kini, ia telah merebut empat kemenangan melawan pemain yang peringkatnya jauh di atasnya dalam satu pekan.
Trevisan sebenarnya petenis berbakat yang sudah terlihat sejak junior. Sayang, prestasinya sempat tenggelam sejak berjuang melawan anoreksia dan menjauhkannya dari tenis selama empat tahun. Saat di kelas junior, ia mencapai semifinal ganda putri di Roland Garros dan Wimbledon.
Petenis debutan lainnya yang lolos ke delapan besar adalah Nadia Podoroska dari Argentina. Petenis berusia 23 tahun itu menjadi petenis kualifikasi kedua yang melaju ke delapan besar setelah Trevisan. Petenis peringkat ke-131 dunia itu dalam kondisi terbaik setelah memenangi 42 pertandingan di semua tur pada 2020. Dia bertekad mengikuti jejak rekan senegaranya, Paola Suarez, yang mencapai semifinal di Paris pada 2004.
"Selama pandemi, saya menghabiskan waktu dengan pelatih saya selama tiga bulan dan saya tahu permainan saya meningkat pesat. Untungnya, saya bisa membuktikannya di turnamen, jadi saya pikir ini sebuah proses," kata Podoroska, yang mengidolakan legenda tenis Argentina, Gabriela Sabatini.
Dalam laga perempat final nanti, Podoroska akan menantang Elina Svitolina, yang menjadi pemain dengan peringkat tertinggi yang tersisa. Kali ini, Svitolina akan berusaha menghapus kenangan pahit dari perjalanan terakhirnya ke delapan besar di Roland Garros pada 2017. Saat itu, ia sudah memimpin 6-3, 5-1 saat melawan Halep. Namun kemenangan Svitolina yang sudah di ujung mata tersebut ternyata gagal setelah Halep membalikkan keadaan dan merebut kemenangan dengan skor 3-6, 7-6, 6-0.
FRENCH24 | TENNIS365 | DAILYMAIL | NUR HARYANTO
Duel Debutan di Delapan Besar