UDINE - Tua-tua keladi. Peribahasa paling pas untuk Fabio Quagliarella. Umurnya sudah tak muda lagi, 36 tahun! Namun, pemain Sampdoria itu menolak tua. Justru bersama I Blucerchiati, dia makin matang dan tajam.
Dalam kompetisi Seri A 2018/2019, Quagliarella mencetak 21 gol dalam 27 laga. Namanya pun berdiri gagah di puncak daftar pencetak gol terbanyak. Dia pun lebih subur dibanding Cristiano Ronaldo yang berada di posisi kedua, dengan selisih dua gol.
Asosiasi Federasi Sepak bola Dunia atau FIFA lewat akun media sosialnya pun mengucapkan selamat atas torehan manis Quagliarella.
"Di umur 36 tahun, Fabio Quagliarella memecahkan rekor pribadinya mencetak 21 gol dan 7 umpan dalam satu musim Seri A," tulis FIFA di akun Twitter resminya.
Tak hanya pujian. Manajer tim nasional Roberto Mancini pun memasukkan namanya dalam skuad Italia pada kualifikasi Piala Eropa 2020, pekan ini. Sesuai dengan jadwal, Italia akan bertanding melawan Finlandia pada dinihari nanti dan Liechtenstein, Rabu pekan depan.
Mancini mengaku tak sedikit pun ragu untuk memanggil Quagliarella.Bekas pemain Torino itu pernah dipanggil masuk timnas pada 2010. Mancini yakin, meski tua, Quagliarella masih sanggup memperlihatkan kualitas terbaiknya.
"Buktinya dia cetak gol terus di Seri A. Saya tak bisa mengabaikan prestasinya musim ini. Memang dia makin menua, tapi saya yakin dia masih bisa membantu tim Italia," kata pelatih 54 tahun itu.
Tentu nasib Quagliarella lebih beruntung dibanding pendahulunya, Dairo Hubner. Pada musim 2001/2002, dia juga membuat jagat sepak bola Italia terbelalak.
Bisone–julukannya-yang main di Piacenza, menjadi pencetak gol terbanyak dalam Seri A, bersama David Trezeguet. Saat pemilihan pemain untuk Piala Dunia 2002, banyak yang menginginkannya masuk dalam skuad.
Namun, pelatih Azzurri kala itu, Giovanni Trapattoni, tak menggubrisnya. Hubner tentu saja bersedih.
Quagliarella merasa bangga bisa kembali memakai seragam biru khas Italia. Mantan pemain Juventus itu berjanji akan memberikan kemampuan terbaiknya untuk tim Italia.
"Saya akan berusaha menjadi pemain yang berguna untuk tim, entah bikin gol atau umpan," kata Quagliarella bertekad.
Dia pun berharap nasib Italia kali ini lebih baik dibanding pada Piala Dunia 2018. Kala itu Italia gagal melaju ke putaran final. "Masalah klasik kami, selalu ada kesulitan di babak kualifikasi. Saya harap kali ini kami lolos," kata mantan pemain Udinese itu.
Sementara itu, Mancini optimistis Gli Azzurri bakal lolos dengan mulus ke putaran final Euro 2020. Menurut mantan Manajer Inter Milan itu, Italia beruntung berada di grup yang tak terlalu menyulitkan.
Berdasarkan undian, Italia tergabung dalam Grup J bersama Armenia, Bosnia Herzegovina, Finlandia, Yunani, dan Liechtenstein.
"Ketika kami tak bertemu Jerman atau tim kuat lainnya, berarti kami tak mendapat masalah. Mendapat lawan mudah seharusnya kami menang terus dan bisa menaikkan peringkat di FIFA," kata Mancini.
Langkah awal Italia dan Mancini dalam kualifikasi Piala Eropa 2020 akan dimulai dengan menjamu Ukraina di Stadion Friuli, Udine, dinihari nanti. Mantan Manajer Lazio itu mengatakan bahwa Italia sudah teramat siap untuk memulai pertandingan. Sayangnya, Mancini masih enggan membocorkan skema dan taktik apa yang akan ia gunakan.
Mancini hanya mengatakan bahwa timnya akan terbentuk dari kombinasi pemain muda dan senior. Maklum saja, setidaknya ada lima pemain muda potensial dalam skuad Italia, yakni gelandang Nicolo Zaniolo, 19 tahun, penyerang Moise Kean (19), gelandang Nicolo Barella (22), bek Gianluca Mancini (22), dan kiper Gianluigi Donnarumma (20).
Menurut Mancini, meski para pemain muda itu berusia di bawah 24 tahun, ia yakin kualitas mereka sudah matang dan siap tampil di tingkat internasional. "Zaniolo pasti bisa tampil debut pekan ini. Moise pun sudah tampil bagus di klubnya. Semoga mereka mengawali karier di tim nasional dengan sangat bagus," kata Mancini. GOAL | FOOTBALL ITALIA | INDRA WIJAYA
Prediksi Susunan Pemain