JAKARTA – Pemerintah daerah mulai mempersiapkan pembukaan sekolah setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengizinkan pembelajaran tatap muka di semua wilayah di Indonesia. Sejumlah daerah, seperti Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Barat, dan Kota Semarang, mulai mempersiapkan prosedur sekolah tatap muka.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta, Didik Wardoyo, mengatakan sekolah di wilayahnya bakal dibuka serentak dengan prosedur protokol kesehatan dan pembatasan ruang kelas. “Kami akan mengatur sistem tatap mukanya tetap secara terbatas sesuai dengan protokol kesehatan,” kata Didik kepada Tempo, kemarin.
Sikap ini diprediksi disusul daerah lain lantaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama tiga kementerian lain sepakat membuka pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun depan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim memperkenankan setiap daerah menentukan metode dan perizinan sekolah tatap muka. Nantinya, pemerintah daerah bakal bekerja sama dengan sekolah dan orang tua siswa untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Didik menjelaskan, sejak Oktober lalu, pihaknya memang sudah mulai melakukan simulasi pembelajaran tatap muka, terutama pada jenjang sekolah menengah kejuruan. Tatap muka digelar bagi siswa yang sudah menyelesaikan materi pelajaran teori. Artinya, ketentuan berlaku bagi siswa yang sedang menuntaskan materi praktikum, yang mengharuskan melakukan pertemuan.
Simulasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Yogyakarta cenderung berhasil. Metodenya, kata Didik, mereka membatasi jumlah siswa yang masuk ke sekolah. Pembelajaran tatap muka juga disimulasikan terhadap siswa jenjang sekolah menengah atas, tapi dengan jumlah yang lebih terbatas. “Nanti kami akan lihat hasil evaluasinya seperti apa. Mudah-mudahan tidak menimbulkan kluster baru,” katanya.
Didik menyatakan bakal membuat skema pembelajaran tatap muka secara terbatas pada semester genap, Januari tahun depan. Pembatasan dilakukan dengan membagi jadwal kelas berdasarkan durasi untuk kebutuhan protokol kesehatan. Setiap pertemuan bakal dilakukan tak kurang dari tiga jam. “Bisa dengan model tiga jam saat pagi hari, lalu tiga jam selanjutnya saat siang dan sore,” tuturnya.
Pihak sekolah juga diperbolehkan membagi jadwal siswa berdasarkan kelas pagi dan siang. Meski begitu, pembelajaran tatap muka juga akan tetap dikombinasi dengan pembelajaran jarak jauh. Cara ini dianggap efektif mencegah penularan Covid-19. Apalagi pemerintah juga tetap mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka untuk memastikan adaptasi kebiasaan baru di sekolah berjalan lancar dan aman.
Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad, menyatakan mereka bakal berembuk dengan pihak terkait, termasuk sekolah dan orang tua siswa, untuk membahas kebijakan pembukaan pembelajaran tatap muka tersebut. “Perlu pembahasan lebih lanjut di tingkat satgas provinsi maupun satgas kabupaten/kota,” kata dia, kemarin.
Meski demikian, secara garis besar, pemerintah Jawa Barat bakal tetap mengikuti kebijakan pemerintah pusat yang mulai membolehkan membuka sekolah secara serentak maupun bertahap. Daud menjelaskan, kebijakan ini bakal diprioritaskan bagi sekolah yang berada di wilayah terbatas atau jauh dari jangkauan Internet. Pemberlakuan sekolah tatap muka juga hanya diperuntukkan bagi SMA dan SMK yang masuk kewenangan Pemerintah Provinsi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri menyatakan siap mengakhiri sekolah daring dan beralih ke pembelajaran tatap muka. Namun pihaknya belum mendapat surat edaran dari pemerintah pusat perihal teknis pelaksanaan pembukaan sekolah dengan penerapan protokol kesehatan. “Tapi regulasinya belum kami dapat,” kata Gunawan.
Dia mengaku pemerintah daerah baru mengantongi regulasi lama mengenai pembelajaran di daerah zona hijau dan kuning penyebaran Covid-19. Kebijakan ini otomatis tak berlaku lantaran pemerintah pusat sudah tak lagi mensyaratkan pemberlakuan zonasi. Karena itu, Gunawan bakal menunggu petunjuk teknis di kemudian hari.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Padmaningrum, mengatakan belum membicarakan penerapan regulasi tersebut. Dalam waktu dekat, pihaknya akan merencanakan pembahasan pada pekan depan ihwal pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Menurut dia, kini sejumlah sekolah di Jawa Tengah telah menggelar simulasi belajar secara tatap muka. “Sudah ada 36 sekolah yang menjalankan simulasi,” kata Padma.
PRIBADI WICAKSONO | AHMAD FIKRI | JAMAL A. NASHR | AVIT HIDAYAT