JAKARTA – Provinsi Jawa Timur dianggap sukses menangani penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Indikatornya, semua kabupaten dan kota di Jawa Timur kini terbebas dari zona merah atau risiko tinggi penularan virus, serta angka kesembuhan pasien Covid-19 yang tinggi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan kunci utama sehingga wilayahnya terbebas dari zona merah adalah pemerintah menggalakkan program 3T, yaitu test atau pengetesan, tracing atau penelusuran kontak fisik, dan treatment atau pengobatan terhadap pasien.
Khofifah mengatakan program 3T itu dibarengi dengan upaya pemerintah mendisiplinkan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Pemerintah melakukan operasi yustisi untuk mendisiplinkan masyarakat dengan menggandeng kepolisian, kejaksaan, TNI, dan hakim.
Selama operasi yustisi, pemerintah Jawa Timur sudah menindak 1.637.998 orang karena melanggar protokol kesehatan. Adapun rincian sanksi yang diberikan kepada mereka adalah sanksi teguran kepada 1.344.172 orang, kerja sosial kepada 216.602 orang, denda administratif kepada 39.145 orang, sita kartu tanda penduduk kepada 38.079 orang, hukuman kurungan sebanyak 4 orang, serta penutupan tempat usaha di 71 lokasi.
Khofifah berharap sanksi itu membuat masyarakat jera dan tetap menjaga kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia mengatakan upaya pemerintah tak akan berhasil menekan penularan virus jika masyarakat abai.
"Di sisi medis, ada kerja keras dokter dan tenaga medis juga patut diapresiasi. Tapi tugas kami tidak berhenti di sini," kata mantan Menteri Sosial ini.
Senin lalu, Presiden Joko Widodo memuji pemerintah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan dalam upaya pengendalian Covid-19. Bahkan Presiden Jokowi meminta pemerintah provinsi lain mencontoh kinerja Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Meski begitu, Presiden tetap memasukkan Jawa Timur dan Sulawesi Selatan ke dalam delapan provinsi prioritas penanganan Covid-19. Enam provinsi lainnya adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, dan Papua.
"Saya tetap meminta delapan provinsi prioritas dimonitor ketat," kata Jokowi.
Mendapat pujian dari Jokowi, Khofifah mengaku tak mau terlena. Perempuan berusia 55 tahun itu menegaskan bahwa Jawa Timur tak akan mengendurkan upaya penanganan pandemi di wilayahnya. Khofifah mengatakan pemerintah provinsi akan melanjutkan penerapan program 3T dan operasi yustisi untuk terus menekan laju penularan virus corona.
Ia mengungkapkan bahwa angka pengetesan Covid-19 di Jawa Timur mencapai 998.111 untuk tes cepat dan 402.889 tes usap hingga Senin lalu. Jumlah pengetesan yang terus naik itu diklaim mampu menurunkan tingkat kepositifan di Jawa Timur. Saat ini, tingkat kepositifan turun drastis dibanding data Juli lalu. Pada Juli lalu, tingkat kepositifan mencapai 31 persen dan saat ini turun menjadi 10 persen. Angka ini di bawah tingkat kepositifan nasional, yaitu 14,4 persen.
Upaya lain juga dilakukan pemerintah Jawa Timur, yaitu menjanjikan bantuan ekonomi kepada masyarakat yang terkena dampak wabah. "Kami berupaya memberikan stimulan agar perekonomian Jawa Timur segera pulih. Jadi sehat masyarakatnya, sehat juga ekonominya," kata Khofifah.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengingatkan agar pemerintah daerah tetap sigap menghadapi kemungkinan lonjakan kasus baru dalam waktu dekat. Sebab, demonstrasi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja di berbagai daerah belakangan ini bisa memicu penularan virus.
"Angka kasus baru diprediksi akan meningkat dalam tempo dua hingga tiga pekan mendatang," kata Wiku.
INDRA WIJAYA | NUR HADI (SURABAYA)
Jawa Timur Andalkan 3T Tekan Penularan Virus