JAKARTA – Guru-guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Palmerah, Jakarta Barat, telah bersiap sejak pagi. Mereka berdiri di gerbang sekolah untuk menyambut siswa yang akan mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka. Uji coba ini baru pertama kali digelar selama masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Kepala SDN 03 Palmerah, Etty Haryati, mengatakan semua guru bergairah mengikuti uji coba setelah setahun menjalani pembelajaran jarak jauh. "Semangat semua dan tidak takut,” katanya, kemarin. “Apalagi semua guru sampai penjaga sekolah sudah divaksin.”
Menurut Etty, uji coba ini hanya diikuti siswa kelas IV, V, dan VI. Pihak sekolah sebelumnya telah menyiapkan seluruh sarana-prasarana untuk menerapkan protokol kesehatan. Sekolah juga sudah mendapat izin dari orang tua siswa. "Orang tua siswa kelas V dan VI setuju, sementara di kelas IV ada yang tidak setuju. Tapi tidak apa-apa," kata Etty.
Tak hanya guru, para siswa yang datang ke sekolah juga terlihat antusias. Mereka mengenakan seragam lengkap, berikut masker dan face shield. Sebelum masuk ke kelas, suhu tubuh mereka diperiksa oleh guru. Setiap siswa juga diminta mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan.
Sejumlah orang tua siswa yang mengantar anaknya ke sekolah mengaku senang anaknya bisa kembali ke sekolah. “Selama belajar secara online, saya cukup kerepotan karena harus menemani belajar, padahal saya harus bekerja,” kata seorang ibu saat mengantar anaknya yang duduk di kelas V. Ibu itu sengaja mengantar anaknya untuk memastikan sekolah benar-benar menjalankan protokol kesehatan. "Saya mau lihat dan memastikan saja.”
Siswa mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka hari pertama di SDN Kenari 08 pagi, Jakarta, 7 April 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Pemerintah DKI Jakarta menggelar uji coba pembelajaran tatap muka pada 7-29 April 2021. Dari 100 sekolah yang dinominasikan untuk mengikuti uji coba, hanya 85 sekolah yang lolos assessment. Juru bicara Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja, menjelaskan bahwa 14 sekolah tidak lolos assessment karena tak mengikuti pelatihan selama dua pekan dan belum menyerahkan modul. Sedangkan satu sekolah mengundurkan diri.
Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria mengatakan pelaksanaan uji coba pada hari pertama berjalan lancar meski tingkat kehadiran baru sekitar 20-30 persen. Persentase kehadiran yang relatif rendah ini bisa dimaklumi karena memang ada aturan yang membatasi. "Jumlah tidak boleh lebih dari 50 persen di setiap kelas,” katanya saat memantau pelaksanaan uji coba di SMK Negeri 2 Gambir, Jakarta Pusat. “Waktu belajar dan jaga jarak di kelas harus terpenuhi sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19."
Selain itu, kata Riza, kehadiran siswa di sekolah harus mendapat izin dari orang tua. Jika orang tua tidak mengizinkan, siswa tersebut tetap belajar secara online dari rumah.
Kepala SMKN 2 Jakarta, Murni Astuti, menjelaskan, dari 670 siswa di sekolahnya, hanya 45 siswa kelas XII yang mengikuti pembelajaran tatap muka. “Hanya 45 siswa yang diizinkan orang tua untuk sekolah tatap muka,” katanya. “Sedangkan yang lain tetap belajar secara daring dari rumah."