JAKARTA – Peningkatan jumlah pengguna sepeda pada masa pandemi Covid-19 turut membawa efek yang tidak mengenakkan: pembegalan. Penjahat jalanan kini memiliki mangsa favorit, yaitu penggowes.
Kasus terbaru menimpa Anjasmara, 44 tahun. Aktor yang dikenal luas lewat sinetron Si Cecep pada awal 2000-an itu menjadi korban pembegalan saat bersepeda di sekitar Universitas Atmajaya, Jakarta Selatan, pada Senin lalu. Sadar sedang diincar, sang aktor sempat memukul pelaku yang memepet dan memegang bajunya. Perlawanan itu membuat pelaku gagal merampas telepon genggam dari kantong baju korban. Namun Anjasmara terjatuh dari sepedanya dan terluka.
Anjasmara hanya satu dari sederet pesepeda yang menjadi korban perampokan. Kebanyakan terjadi di sekitar pusat Ibu Kota. Kepala Kepolisian Sektor Menteng Ajun Komisaris Besar Guntur Muhammad Tariq mengatakan, begal dan jambret menyasar pesepeda karena dianggap sebagai golongan terlemah di jalan raya. Pelaku, dia melanjutkan, merasa lebih kuat karena menggunakan sepeda motor. "Mereka mengincar tas atau handphone," katanya kepada Tempo, dua hari lalu.
Modus yang digunakan pun beragam. Ada yang langsung memepet dan menyambar seperti yang dialami Anjasmara, ada juga yang menyebar ranjau paku. "Begitu korban sadar bannya bocor, mereka akan berhenti dan menelepon. Saat itulah pelaku beraksi," ujar Guntur.
Di Menteng saja, ada dua kasus perampokan dengan korban pesepeda dalam sebulan belakangan. Polsek Menteng telah menangkap dua pelaku. Kepada petugas, setiap pelaku mengaku telah menjalankan kejahatan itu lebih dari dua kali.
Kepala Polsek Setiabudi Ajun Komisaris Besar I Made Bayu Sutha Santana mengatakan, petugas akan memeriksa CCTV di sekitar lokasi untuk menindaklanjuti kejahatan yang dialami aktor Anjasmara.
Menurut Bayu, kepolisian setempat juga akan menyiapkan patroli di sekitar Atmajaya dan lokasi lain yang kerap dilalui pesepeda. "Mulai dari Jalan Jenderal Sudirman sampai HR Rasuna Said," ujarnya. Patroli, dia melanjutkan, juga dilakukan petugas berpakaian bebas dan bersepeda.
Di belahan selatan Ibu Kota, pembegalan bahkan disertai kekerasan. Seorang pesepeda yang telah diambil telepon genggamnya dilukai oleh dua rampok bersepeda motor dengan pisau.
Meski tidak memiliki data detail, Kepolisian Resor Jakarta Selatan menilai kejahatan terhadap penggowes makin sering terjadi. Karena itu, mereka membentuk satuan tugas khusus untuk menangkapi para begal tersebut. "Terdiri atas petugas kepolisian sektor masing-masing wilayah dan Polres Jakarta Selatan," kata Wakil Kepala Polres Jakarta Selatan Antonius Agus Rahmanto.
Para penggowes berharap kasus itu tidak terulang. Sembari mendukung kerja polisi, Ketua Komunitas Bike to Work (B2W) Poetoet Soedarjanto menuturkan pesepeda juga bisa menekan ancaman tindak kriminalitas. Caranya adalah selalu cermat menghitung rute dan waktu sebelum memulai perjalanan. Selain itu, tidak menunjukkan barang berharga saat di jalan raya. "Hindari juga jalan-jalan yang sepi dan rawan, atau cari teman, baik untuk mobilitas kerja maupun sekadar olahraga dan rekreasi," ujarnya.
Faktor keamanan ini, Poetoet melanjutkan, juga membuktikan perlunya pembatasan tegas antara jalur sepeda—yang kini baru sepanjang 63 kilometer dari target 546 kilometer—dan jalur kendaraan bermotor. "Soal itu, masih on progress. Kami koordinasikan dengan pemerintah DKI," kata dia.
INGE KLARA
15