JAKARTA – Pemerintah DKI Jakarta akan mengawasi kesehatan pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Pengurus rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) menjadi perpanjangan tangan pemerintah di perang melawan corona di tingkat permukiman ini.
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan tim penanganan Covid-19 RT/RW akan terus mengawasi pasien Covid-19 tanpa gejala yang tengah menjalani karantina di rumah. Bahkan, tetangga sekitarnya juga ikut mengontrol apakah pasien itu tetap di rumah atau malah bepergian selama masa karantina. “Kalau ternyata dia melanggar, mau tidak mau, harus keluar dari lokasi agar tidak menulari yang lain,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.
Terbatasnya daya tampung Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai tempat isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan membuat pemerintah DKI mengubah kebijakannya. Kini pemerintah Jakarta hanya mewajibkan pasien corona asimtomatik yang rumahnya tidak memadai sebagai tempat isolasi mandiri untuk melakukan karantina di mes bekas atlet Asian Games 2018 itu. Adapun pasien Covid-19 yang tempat tinggalnya memadai bisa melakukan isolasi di rumah sendiri.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari mengatakan satuan tugas penanganan Covid-19 RT/RW berperan penting mengawasi pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri. Menurut dia, pasien yang menjalani karantina di rumah biasanya lebih memahami prosedur pengucilan diri. “Mereka lebih aware terkait dengan kesehatan,” ujarnya.
Kepala Puskesmas Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Iga Rusmala Dewi, mengatakan pasien Covid-19 tanpa gejala yang melakukan isolasi mandiri di rumah akan terus dipantau kesehatannya oleh petugas pusat kesehatan masyarakat. Pengawasan akan dilakukan melalui WhatsApp. “Bahkan bisa video call jika membutuhkan, sampai masa isolasi mandirinya selesai,” kata dia.
Tenaga kesehatan Puskesmas, Dewi melanjutkan, juga akan memberikan vitamin yang dibutuhkan pasien Covid-19 tersebut. Selain itu, petugas medis terus menelusuri riwayat kontak pasien untuk mencegah penularan. “Kami mengimbau keluarga agar menerapkan protokol kesehatan dan tidak berinteraksi langsung dengan pasien,” ujar dia.
Irwandi malah menyarankan agar orang tanpa gejala yang berasal dari kalangan menengah ke atas untuk melakukan isolasi di tempat lain, seperti hotel. “Kalau bisa, jangan isolasi di rumah karena takutnya lupa dan berinteraksi dengan anggota keluarga, lalu mereka tertular,” kata dia.
Meski pembatasan pasien asimtomatik telah diberlakukan, penghuni Wisma Atlet terus bertambah. Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat Mayor Jenderal Tugas Ratmono menuturkan tower 4—dengan kapasitas 1.546 tempat tidur—Wisma Atlet Kemayoran telah menerima pasien Covid-19 tanpa gejala sejak kemarin pagi. Gedung tersebut merupakan pelebaran sayap baru setelah tower 5 hampir penuh. “Semua sistem dan sumber daya manusia yang akan memberikan pelayanan sudah siap,” kata koordinator Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran itu.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, meragukan isolasi mandiri bisa berhasil menekan penyebaran Covid-19. Ia khawatir karantina di rumah justru akan menimbulkan kluster keluarga. “Prinsipnya, yang sakit tidak boleh digabung dengan yang sehat,” katanya.
GANGSAR PARIKESIT