BEKASI- Lapangan futsal di Jalan Juanda, Kota Bekasi, baru beberapa hari dibuka kembali. Sebelumnya, sarana olahraga ini ditutup karena ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus corona. Setelah tingkat penularan wabah di Kota Bekasi menurun, pemerintah mulai melonggarkan pembatasan pada pekan lalu.
Deni, pengelola lapangan futsal, mengatakan, pada hari pertama dibuka, Jumat lalu, ada tiga penyewa yang menggunakan lapangan masing-masing untuk satu jam. Esoknya, jumlah penyewa ada lima. "Hari Minggu menurun dan hari ini belum ada sama sekali," kata Deni, kemarin.
Menurut Deni, sejak diberlakukannya pembatasan, pengelola lapangan kehilangan pendapatan. Padahal mereka membutuhkan biaya yang cukup besar untuk merawat seluruh fasilitas dan membayar gaji karyawan. Itu belum termasuk pajak tahunan sebesar Rp 18 juta. Ia menambahkan, pedagang-pedagang di sekitar lapangan futsal juga tidak ada yang buka. "Sekarang pedagang sudah mulai berjualan," kata Deni.
Perekonomian di Kota Bekasi kemarin memang mulai menggeliat. Pedagang di Pasar Proyek, Bekasi Timur, sebagian besar sudah membuka toko. Begitu juga dengan pusat kuliner di Jalan Dewi Sartika.
Wali Kota Rahmat Effendi mengatakan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Summarecon Mal Bekasi pada 26 Mei lalu menjadi sinyal untuk membuka kembali pusat perniagaan di Kota Bekasi. Namun, ia mengingatkan, kondisi saat ini tidak akan sama dengan sebelum munculnya wabah. Karena itu, masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan. "Virus-virus oke kita tangani, ekonomi kita bangun," kata dia.
Kondisi serupa terlihat di Kota Depok. Pemerintah sejak kemarin mengizinkan rumah makan melayani pembeli yang ingin makan di tempat. Sebelumnya, rumah makan hanya bisa melayani pesanan untuk dibawa pulang oleh pembeli. “Kami berterima kasih karena sudah diizinkan untuk buka lagi,” kata Kepala Cabang Mang Kabayan Depok, Asep Kabayan. “Untuk protokol (kesehatan), kami mengikuti aturan pemerintah.”
Protokol kesehatan yang diterapkan antara lain mengatur posisi duduk pengunjung agar tidak berdekatan. Setiap pengunjung juga diharuskan melewati pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk.
Sementara itu, di Kota Bogor, pemerintah setempat belum secara resmi mengizinkan perkantoran dan pertokoan untuk beroperasi. Namun tidak sedikit perkantoran dan pertokoan yang sudah buka meski terkesan sembunyi-sembunyi.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan berhati-hati menerapkan pelonggaran sektor ekonomi secara menyeluruh. Ia tidak ingin angka penularan virus corona justru melonjak setelah kelonggaran itu diberikan. “Kami tidak mau buru-buru," kata Bima Arya. “Nanti dilakukan bertahap.”
ADI WARSONO (Bekasi) | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA (Depok) | M.A. MURTADHO (Bogor) | SUSENO