JAKARTA – Pemangkasan operasional angkutan umum, seperti moda raya terpadu (MRT), lintas rel terpadu (LRT), dan Transjakarta, hanya bertahan sehari. Setelah Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah menyediakan kembali transportasi publik kemarin siang, pemerintah DKI Jakarta segera melunak.
Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan waktu operasional angkutan umum di bawah naungan perusahaan daerah Jakarta akan kembali normal. "Sesuai arahan Bapak Presiden, penyelenggaraan kendaraan umum untuk masyarakat akan kembali dengan frekuensi tinggi," ujarnya dalam konferensi pers di Balai Kota, tadi malam.
Sebelumnya, pemerintah DKI berupaya membatasi mobilitas masyarakat demi menahan laju penyebaran virus corona atau Covid-19. Caranya dengan memangkas frekuensi, waktu operasi, dan kapasitas angkut MRT, kereta ringan, dan Transjakarta. Kebijakan yang baru diumumkan pada Ahad malam lalu tersebut membuat kekacauan dalam pelayanan angkutan publik di Ibu Kota kemarin.
Antrean panjang terlihat, misalnya, di Halte Transjakarta Galur, Jakarta Pusat, kemarin pagi. Arizal Septohadi akhirnya menyerah setelah mengantre 40 menit. Dia pun beralih naik ojek online. "Udah enggak kuat berdiri," ujarnya, mengeluh. "Ini yang ada saya telat masuk kerja."
Antrean penumpang juga terjadi di Stasiun MRT Dukuh Atas sejak pukul 06.00. Barisan panjang calon penumpang Ratangga-sebutan kereta MRT-itu baru mulai berkurang empat jam kemudian.
Petugas keamanan di Stasiun Dukuh Atas menjelaskan penumpukan penumpang di stasiun terjadi karena PT MRT Jakarta-operator MRT-mengurangi frekuensi operasional Ratangga. Penumpang yang bisa naik Ratangga dari Stasiun Dukuh Atas dibatasi sebanyak 200 orang setiap rangkaiannya. "Kuota penumpang di setiap stasiun berbeda," katanya, kemarin.
Presiden Jokowi merespons keluhan masyarakat tersebut. Dia meminta agar transportasi publik tetap tersedia dengan sejumlah catatan, di antaranya operator harus menjaga kebersihan kendaraannya. "Yang penting mengurangi tingkat kerumunan, mengurangi antrean, dan mengurangi tingkat kepadatan orang di dalam moda transportasi," ujarnya di Istana Bogor.
Gubernur Anies menyatakan, meski waktu operasional angkutan umum akan kembali normal, pemerintah DKI bakal tetap menerapkan social distancing atau pengaturan jarak antar-penumpang secara disiplin. "Artinya, akan ada pembatasan jumlah penumpang per bus dan kereta," kata dia.
Pembatasan antrean penumpang, Anies melanjutkan, juga akan berlaku di halte Transjakarta maupun stasiun Ratangga dan LRT Jakarta. Hal itu dilakukan demi mengurangi risiko penularan virus corona. "Ini semua punya konsekuensi antrean akan lebih banyak di luar halte dan stasiun," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo menjelaskan waktu operasional MRT akan kembali normal mulai pukul 05.00 sampai 24.00 hari ini. Rangkaiannya juga sesuai dengan standar awal, yakni 16 gerbong. Namun jumlah penumpang dalam satu rangkaian kereta akan dibatasi dari 1.200 menjadi 360 penumpang.
Hal serupa berlaku untuk waktu layanan LRT Jakarta, yaitu mulai pukul 05.00 hingga 23.00. Sementara itu, daya angkutnya akan dibatasi dari 270 penumpang menjadi 80 penumpang setiap rangkaian.
Syafrin belum bisa memberikan detail jumlah rute bus yang akan kembali dilayani oleh PT Transportasi Jakarta. Namun ia memastikan jumlah penumpang di dalam bus akan dibatasi untuk mencegah penyebaran virus corona. "Untuk rute, kami akan lakukan penyesuaian," ujarnya. IMAM HAMDI | JULNIS FIRMANSYAH | GANGSAR PARIKESIT
DKI Batasi Penumpang Angkutan Umum