BOGOR - Satu keluarga di Bogor meninggal tertimpa tembok yang runtuh akibat desakan air hujan, kemarin. Musibah itu terjadi di Desa Banjarwangi, RT 1 RW 1, Ciawi, Kabupaten Bogor.
Komisaris Sahroni Kuswandi, Kepala Kepolisian Sektor Ciawi, mengatakan malapetaka itu terjadi akibat hujan deras yang turun semalaman. Air yang terjebak di antara tebing dan dinding mendesak tembok belakang rumah Basri Abdul Latif, 45 tahun. Akibatnya, dinding jebol dan menimpa Basri yang sedang tidur bersama istrinya, Ela Latifah (35); serta anak mereka, Easa Baskilah (6) dan Ean (4).
Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan akan meminta Dinas Tata Bangunan menyisir bangunan di wilayah mereka untuk mencegah bencana seperti itu terulang. "Bukan perumahan elite, tapi perumahan yang padat penduduk seperti ini," ujar Iwan di lokasi, kemarin siang. Mereka juga akan mendata kawasan yang rawan bencana sehingga dapat memberikan peringatan dini dan edukasi kepada masyarakat, misalnya saat hujan turun semalaman.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bogor, Taufik, mengatakan terjadi 20 bencana, yang didominasi tanah longsor, sejak pergantian tahun. Angka itu di luar banjir dan tanah longsor besar yang terjadi pada 1 Januari lalu dan musibah kemarin. "Hari ini saja ada sembilan tanah longsor akibat hujan," kata dia.
Di Bekasi, warga panik saat Kali Bekasi meluap, kemarin pagi. Ketua Komunitas Peduli Sungai Cikeas-Cileungsi, Puarman, mengatakan mereka masih trauma pasca-banjir besar pada 1 Januari lalu.
Menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. Ketinggian Kali Bekasi kemarin adalah 510 sentimeter, sedangkan pada 1 Januari lalu 600 sentimeter. Dia mengatakan petugas akan menetapkan status bahaya tiga jam sebelum air mencapai Kali Bekasi. "Selama waktu itu, masyarakat bisa evakuasi," ujar dia. M.A. MURTADHO (BOGOR) | ADI WARSONO (BEKASI) | REZA MAULANA
