maaf email atau password anda salah


Gangguan Kecemasan di Balik Disfungsi Ereksi

Kecemasan banyak menjadi penyebab disfungsi ereksi pada laki-laki muda. Viagra bukan jalan keluar yang tepat.

arsip tempo : 171496678522.

Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock. tempo : 171496678522.

Banyak orang menganggap masalah ereksi sebagai kondisi yang hanya mempengaruhi laki-laki yang lebih tua. Namun tidak perlu jauh-jauh mencari laporan tentang kondisi ini di kalangan laki-laki berusia 20 dan 30-an tahun. Beberapa penelitian bahkan memperkirakan setengah dari laki-laki yang melaporkan mengalami kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi berusia 30-an tahun.

Namun, terlepas dari seberapa umum masalah disfungsi ereksi yang ada kemungkinan terjadi—mempengaruhi hampir setengah dari laki-laki berusia 18-60 tahun—masih ada banyak stigma dan rasa malu karena memiliki kondisi tersebut. Hal ini dapat terjadi terutama ketika kamu masih muda, berkat skrip seksual yang didengar oleh banyak orang yang tumbuh dewasa, seperti bahwa mereka harus selalu siap melakukan hubungan seks, mereka harus terangsang setiap saat, dan mereka harus dapat melakukan secara sempurna setiap saat.

Akibatnya, banyak yang tidak mau mencari bantuan atau mencoba memperbaikinya dengan menggunakan “solusi” yang sebenarnya hanya menutupi masalah mereka. Sebagai contoh, ada laporan bahwa banyak laki-laki muda yang beralih ke obat resep dan obat yang dijual bebas, seperti Viagra, untuk mengatasinya.

Baca: Deteksi Dini Disfungsi Ereksi

Obat-obatan semacam itu telah menjadi jauh lebih murah dan lebih banyak tersedia melalui apotek daring yang tersembunyi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, meskipun produk-produk ini dapat membantu orang-orang yang sesekali mengalami ereksi yang tidak dapat diandalkan, produk itu tak akan benar-benar memperbaiki inti dari masalahnya.

Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock

Ada beberapa alasan mengapa masalah ereksi dapat terjadi, termasuk masalah kesehatan tertentu (seperti ketidakseimbangan hormon atau tekanan darah tinggi). Namun salah satu penyebab paling umum dari masalah ereksi, terutama di kalangan laki-laki muda, adalah gangguan kecemasan.

Biasanya, saat terangsang, otak mengirim sinyal ke penis dan memicunya untuk terisi darah. Namun ketika seseorang merasa cemas, tubuh melepaskan hormon stres (disebut kortisol), yang mengaktifkan respons lari atau melawan. Kadar kortisol yang tinggi menyempitkan pembuluh darah dan aliran darah, hal inilah dapat menyulitkan untuk mendapatkan (atau mempertahankan) ereksi.

Ada beberapa alasan mengapa laki-laki muda ada kemungkinan mengalami kecemasan, terutama seputar seks. Beberapa alasan yang paling umum meliputi:

- hasrat rendah
- perasaan bersalah dan malu
- masalah hubungan
- kebingungan tentang seksualitas
- keyakinan agama
- pendidikan seks yang buruk
- citra tubuh yang buruk
- ketakutan akan kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS).

Memahami akar penyebab gangguan kecemasan merupakan kunci utama dalam mengobati masalah ereksi. Sebagai contoh, jika masalah ereksi seseorang disebabkan oleh kecemasan yang berasal dari libido yang rendah, ada kemungkinan mereka merasa bersalah karena tidak dapat memuaskan pasangannya dan ada kemungkinan merasa malu karena hal itu. Tanpa berbicara dengan pasangannya atau ahli kesehatan tentang hal ini, mereka hanya akan terus berada dalam siklus: kecemasan memburuk karena masalah ereksi dan masalah ereksi memburuk karena kecemasan.

Apa yang dapat kamu lakukan

Dengan masih banyaknya stigma seputar seks, dapat dimengerti mengapa banyak laki-laki muda yang tidak yakin siapa yang harus dimintai bantuan—dan ada kemungkinan malah mencari obat yang dijual bebas. Namun, karena setiap orang berbeda, penting bagi kamu untuk berkonsultasi dengan dokter umum lebih dulu tentang apakah ini baik bagi kamu sebelum mencobanya. Penting juga untuk dicatat bahwa Viagra terbatas dalam hal apa yang dapat dilakukannya dan ada kemungkinan bukan solusi yang diharapkan banyak orang.

Viagra adalah penghambat PDE5. Hal ini dapat membantu lebih banyak darah mengalir ke penis saat terangsang—memperpanjang ereksi. Namun Viagra tidak dapat menghasilkan ereksi spontan yang instan tanpa merasa terangsang. 

Konsumsi alkohol yang banyak juga dapat membuatnya kurang efektif. Hal ini terjadi karena alkohol mengurangi aliran darah ke penis sehingga sulit untuk mencapai dan mempertahankan ereksi. Jadi, meskipun Viagra dapat bekerja bagi beberapa orang, ini bukanlah sesuatu yang dapat diandalkan, terutama jika masalah ereksi kamu disebabkan oleh kecemasan.

Ilustrasi obat disfungsi ereksi. Shutterstock

Dengan demikian, penting juga untuk mengambil langkah mengatasi kecemasan itu. Hal ini akan membantumu mengatasi masalah ereksi.

Jika kamu tidak yakin harus memulai dari mana, hal pertama dan terpenting yang harus dilakukan adalah berbicara dengan pasangan (jika sudah berpasangan) tentang apa yang kamu rasakan, sehingga kamu bisa mengeksplorasi bersama untuk menemukan cara yang berbeda dalam berhubungan seks serta keintiman.

Kamu juga dapat mencoba beberapa teknik sederhana untuk meredakan kecemasan seputar seks, seperti membuat seks tidak terlalu berorientasi pada tujuan atau melatih perhatian penuh. Hal ini dapat membantu menenangkan kamu dengan mengalihkan perhatian dari pembicaraan diri yang negatif dan kembali ke perasaan kamu saat berhubungan seks.

Namun, jika terus mengalami masalah dalam jangka panjang, atau bila gejalanya menyebabkan tekanan yang signifikan bagi kamu (atau pasangan), mungkin inilah saatnya mencari bantuan profesional. Kunjungi dokter umum lebih dulu untuk menyingkirkan penyebab organik (seperti dari kondisi kesehatan lainnya). Dokter ada kemungkinan juga akan merujuk kepada terapis psikoseksual.

Terapi psikoseksual dapat sangat bermanfaat karena dapat membantu menghubungkan pikiran dan tubuh dengan lebih baik, memahami mengapa kamu merasakan apa yang kamu rasakan, serta mempelajari teknik-teknik khusus untuk mengatasi kecemasanmu.

Terakhir, perlu diketahui bahwa sebagai seorang terapis seks dan hubungan, orang-orang tidak jarang mengalami kecemasan tentang seks. Terkadang juga normal mengalami masalah dalam mendapatkan atau mempertahankan ereksi. Masalah ereksi sering dapat diobati—jadi tidak perlu menderita dalam diam jika membutuhkan bantuan.

---

Artikel ini ditulis oleh Chantal Gautier, dosen terapi seks dan hubungan personal, University of Westminster, London. Terbit pertama kali di The Conversation.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 6 Mei 2024

  • 5 Mei 2024

  • 4 Mei 2024

  • 3 Mei 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan