Pembayaran digital nontunai pemakaiannya kian luas. Selain praktis, mudah, dan efisien, metode ini dianggap lebih aman lantaran tak perlu membawa uang banyak ke mana-mana.
Tak hanya itu, beberapa aplikasi kini menawarkan metode pembayaran dengan cicilan atau paylater. Sebenarnya seberapa aman uang yang tersimpan dalam aplikasi tersebut?
Pengamat bisnis digital dari ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan penyedia aplikasi uang digital seharusnya memiliki keamanan yang kuat. Jadi, tak ada alasan untuk tak aman.
"Tentu agar tak bisa ditembus hacker, baik untuk mengubah data transaksi maupun data pribadi pengguna," kata Heru kepada Tempo, Kamis lalu.
Hanya, soal keamanan ini biasanya jarang diperhatikan oleh orang Indonesia. "Baru jadi perhatian kalau sudah ada kejadian peretasan atau bocornya data," ucap Heru.
Kasus seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Misal, dana yang ada di rekening berkurang, transaksi gagal tapi uang berkurang, topup tidak masuk, atau data pengguna tersebar.
Untuk menangkal hal itu, perusahaan teknologi penyedia produk dan layanan perjalanan dan gaya hidup berbasis digital, Traveloka, menerapkan sistem perlindungan berlapis untuk memastikan keamanan data pengguna.
Senior Vice President Financial Products Traveloka, Alvin Kumarga, mengatakan keamanan data pengguna menjadi prioritas. Traveloka pun berupaya untuk dapat mewujudkan hal itu.
"Untuk itulah kami menerapkan sistem perlindungan berlapis, yaitu dengan sistem Traveloka Secure Code dan Account Deactivation," kata Alvin.
Menurut Alvin, untuk lebih menambah keamanan pengguna Traveloka, pihaknya menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi finansial Caturnusa Sejahtera Finance yang telah terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Melalui fitur Traveloka Secure Code, setiap transaksi butuh konfirmasi kode rahasia yang dikirim melalui SMS. Tanpa memasukkan kode ini, transaksi tak akan berhasil," ujarnya.
Sedangkan fitur Account Deactivation akan berfungsi ketika ada aktivitas tidak sah di akun Traveloka. Jika itu terjadi, pengguna dapat menonaktifkan akunnya untuk sementara.
"Traveloka akan tetap menyimpan informasi dan data pemilik sehingga dapat dipulihkan kembali ketika dibutuhkan," kata Alvin.
Selain itu, Alvin melanjutkan, Traveloka juga memiliki lapisan keamanan lainnya untuk terus melindungi pengguna dalam melakukan transaksi online. Melalui fitur Notifikasi Login, pengguna akan mendapatkan notifikasi melalui e-mail ketika masuk ke akun.
Pengguna Traveloka juga dapat mengaktifkan Autentikasi Dua Faktor sehingga harus memasukkan password Traveloka dan kode verifikasi setiap kali masuk ke aplikasi.
"Saat mengakses Traveloka melalui aplikasi mobile, dapat menggunakan sidik jari atau pengenalan wajah untuk autentikasi akun," ujarnya.
Aplikasi pembayaran lainnya, Go-Pay, menerapkan one time password (OTP), PIN, dan kebijakan batas transaksi atau saldo yang hanya berlaku bagi pengguna terverifikasi.
Aplikasi OVO juga menerapkan sistem keamanan berlapis dalam proses pengisian data. Gunanya untuk melindungi perusahaan dan data pelanggan dari aksi cyber-attacks.
Go-Pay, menerapkan one time password (OTP), PIN, dan kebijakan batas transaksi atau saldo yang hanya berlaku bagi pengguna terverifikasi.
Heru menjelaskan, pembayaran digital nontunai sebenarnya adalah membayar secara kontan tapi mediumnya bukan uang cash, seperti e-payment atau e-money, dan OVO.
Adapun paylater adalah metode pembayaran yang tidak dibayarkan pada saat itu, sebagian atau seluruhnya, tapi di kemudian hari. Prosesnya mirip dengan kartu kredit.
"Secara tidak langsung, paylater bisa disebut cashless. Karena pembayarannya juga bisa melalui aplikasi pembayaran digital," kata dia.
Karena itu, Heru membagikan tip dalam bertransaksi digital. Pertama, menjaga kerahasiaan akun. Jangan sampai bisa digunakan orang lain.
Kedua, buatlah password yang sulit dan jangan disimpan di sembarang tempat, semisal ponsel. "Yang pasti, jangan berikan atau beri tahu orang lain password dan PIN," ujarnya.
Ketiga, jangan melakukan topup terlalu besar. "Sering-seringlah mengecek saldo setelah transaksi dan secara teratur minimal sekali dalam seminggu," kata Heru.
Terakhir, perhatikan nilai transaksi, terutama jika menggunakan QR code. Sebab, banyak kasus QR code diarahkan ke tautan berbeda atau nilai transaksi yang kemudian diketahui lebih besar nilainya.
Tip Bertransaksi Digital
1. Hati-hati terhadap upaya phishing. Jangan membuka sembarang tautan, baik di media sosial maupun e-mail. Pastikan sumbernya dari institusi resmi.
2. Gunakan personal identification number (PIN) atau password yang berbeda-beda untuk setiap rekening atau akun.
3. Hati-hati ketika menggunakan koneksi Wi-Fi gratisan.
4. Jangan pernah meninggalkan gawai di tempat umum ketika sedang membuka laman e-banking.
5. Hindari mengirimkan data pribadi kepada pihak tak dikenal melalui aplikasi percakapan digital.
6. Jika ingin berbelanja online, pastikan hanya mengakses situs belanja yang aman dan tepercaya.
7. Jika menerima pesan pendek berisi one time password (OTP), jangan berbagi OTP itu kepada siapa pun.
8. Selalu perbarui software laptop dan ponsel pintar dengan cara update.
9. Disarankan untuk menggunakan layar privasi tambahan pada gawai Anda.
AFRILIA SURYANIS