NEWYORK – Negara-negara di dunia melakukan berbagai upaya untuk mengatasi penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang terus meningkat selama pekan ini. Sebagian besar berharap pada keberadaan vaksin Covid-19, seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Kosta Rika.
Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan akan secara terbuka menggunakan vaksin corona untuk membuktikan keamanan vaksin. Amerika berencana menggunakan vaksin buatan Pfizer Inc dan BioNTech, perusahaan dari Jerman. Imunisasi di Amerika Serikat rencananya dilaksanakan pada pekan kedua bulan ini.
Sesuai dengan data gisanddata.maps, Universitas John Hopkins, per 4 Desember, jumlah orang yang tertular virus corona di Amerika sudah mencapai 14 juta orang. Dari angka itu, 276 orang meninggal akibat virus tersebut. Angka penularan dan kematian di Amerika Serikat merupakan yang tertinggi di dunia.
Pemerintah Kosta Rika juga akan menggunakan vaksin buatan Pfizer dan BioNTech. Saat ini, mereka sudah menandatangani perjanjian pengadaan vaksin sebanyak 3 juta dosis dengan kedua perusahaan tersebut.
Prancis juga berencana memulai vaksinasi setelah vaksin corona tersedia. Pemerintah Prancis memastikan semua warganya akan memperoleh imunisasi secara gratis. Kepastian itu diperoleh setelah pemerintah mengalokasikan dana sekitar US$ 1,82 miliar yang bersumber dari anggaran jaminan sosial pada tahun depan.
Hal itu berbeda dengan Inggris yang belum memutuskan untuk menggratiskan vaksinasi kepada semua warganya. Tapi pemerintah Inggris akan membayar US$ 161.676 kepada setiap orang yang menderita efek samping parah setelah divaksinasi corona.
Selain rencana vaksinasi, beberapa negara menempuh pemberlakuan jam malam dan pengetatan aktivitas masyarakat pada pekan ini. Misalnya, pemerintah Korea Selatan mengharuskan sebagian besar perusahaan di ibu kota negara itu agar tutup pada pukul 21.00 setiap hari. Lalu pemerintah Italia melarang misa tengah malam dan pergerakan antarkota selama Natal dan tahun baru.
Serupa dengan dua negara tersebut, wilayah Catalonia, Spanyol, juga batal melonggarkan pergerakan aktivitas masyarakat karena tingkat penularan virus di sana yang semakin buruk. Lalu, di Afrika Selatan, pemerintah setempat memperketat pembatasan pergerakan masyarakat di beberapa provinsi, seperti di Eastern Cape. Tingkat penularan virus corona di provinsi ini merupakan yang paling tinggi di Afrika Selatan. Pemerintah setempat memutuskan membatasi pergerakan orang dan pertemuan. Namun pemerintah Afrika Selatan memutuskan untuk tidak memberlakukan kembali karantina secara nasional.
REUTERS