KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia dan Singapura kemarin sepakat membuka perbatasan kedua negara paling cepat pada 17 Agustus 2020. Kesepakatan itu diterapkan setelah prosedur pelaksanaan rute timbal-balik (RGL) dan pengaturan perjalanan komuter periodik (PCA) selesai dirumuskan.
Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein mengungkapkan rencana itu setelah mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan di Causeway, perbatasan Malaysia-Singapura, kemarin.
"Menindaklanjuti dua skema yang telah diumumkan pada 15 Juli 2020, yakni RGL dan PCA, desainnya akan dilaksanakan mulai 10 Agustus 2020," katanya.
Hishammuddin mengatakan, dalam pertemuan itu pemerintah Malaysia dan Singapura mencapai kesepakatan tentang prosedur pelaksanaan kedua skema tersebut.
Terkait dengan kesepakatan itu, kata Hishammuddin, kedua pihak merancang untuk mengeluarkan panduan bagi publik mengenai syarat dan cara-cara membuat permohonan menyangkut kedua skema itu dalam waktu dekat.
"Sebagai informasi awal di pihak Malaysia, warga Malaysia yang layak memohon di bawah kedua skema tersebut bisa mengantar permohonannya kepada Kantor Imigrasi Malaysia mulai 10 Agustus 2020," katanya.
Sementara itu, seperti telah diinformasikan sebelumnya, terdapat dua lagi skema yang direncanakan, yaitu lintas perbatasan setiap hari bagi warga Malaysia dan Singapura serta pembukaan perbatasan sepenuhnya.
"Untuk skema ketiga dan keempat, pemerintah Malaysia dan Singapura masih perlu memikirkan banyak aspek sebelum melaksanakannya. Ini karena menyangkut keselamatan dan kesehatan sehubungan dengan situasi Covid-19 yang jelas masih belum reda. Dalam kata lain, memerlukan waktu," ujarnya.
Balakrishnan juga mengatakan, kedua negara berupaya memungkinkan warga untuk melakukan perjalanan antara Singapura dan Malaysia dengan alasan genting, seperti mengunjungi orang yang mereka cintai yang sakit atau menghadiri pemakaman.
"(Dalam) beberapa bulan terakhir, saya menerima begitu banyak permohonan putus asa. Orang tua saya atau kakek-nenek saya di rumah sakit atau di ICU atau, yang lebih buruk, telah meninggal. Dan mereka sangat ingin mengucapkan perpisahan terakhir," tutur Balakrishnan.
Sebelum perbatasan ditutup untuk menghentikan penyebaran pandemi Covid-19, puluhan ribu warga Malaysia pulang-pergi setiap hari ke Singapura untuk bekerja dalam bisnis, dari restoran hingga manufaktur.
Malaysia juga merupakan sumber pangan utama bagi Singapura, yang mengimpor lebih dari 90 persen pasokan makanannya. Barang-barang masih melintasi perbatasan, meski pembatasan orang diberlakukan pada pertengahan Maret.
REUTERS | CHANNEL NEWSASIA | SITA PLANASARI AQUADINI