TOKYO - Para pejabat keuangan kelompok tujuh negara industri menyatakan akan menggunakan semua kebijakan yang tepat untuk mencapai pertumbuhan global yang kuat dan menjaga risiko penurunan akibat virus corona. Menteri keuangan kelompok negara G-7 siap mengambil tindakan, termasuk langkah-langkah fiskal yang sesuai, untuk membantu merespons dampak corona.
"Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk mengadopsi semua langkah kebijakan yang tepat untuk melindungi ekonomi dari risiko penurunan akibat wabah corona," ujar Menteri Keuangan Jepang Taro Aso kepada wartawan, kemarin. Dia menegaskan bank sentral akan terus mendukung stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. "Kami siap bekerja sama lebih lanjut pada langkah-langkah tepat waktu dan efektif."
G-7 merupakan kelompok negara industri atau ekonomi maju. Mereka terdiri atas Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat. Uni Eropa juga diwakili di G-7. Aso mengatakan respons kebijakan yang diinginkan akan bervariasi dari satu negara terhadap negara lain. "Semua langkah kebijakan yang tepat baik mencakup kebijakan moneter dan fiskal pun akan dilakukan."
Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz mengatakan G-7 memiliki "segala cara" yang dapat digunakan. "Jika diperlukan, kami memiliki semua cara untuk menghadapi penurunan global," kata Scholz.
Para menteri keuangan global dan gubernur bank sentral kelompok G-7 menggelar konferensi jarak jauh untuk mengkoordinasi respons terhadap wabah virus corona. Saham global selama pekan lalu menurun di tengah kekhawatiran gangguan pada pasokan, hasil pabrik, dan perjalanan global yang disebabkan wabah corona. Wabah yang muncul pertama kali di Wuhan, Cina, Desember lalu, itu menyebar dengan cepat ke seluruh dunia selama sepekan terakhir. Epidemi ini memukul ekonomi dunia yang berusaha pulih dari perang dagang Amerika-Cina.
Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan para pejabat G-7 terus berupaya mengatasi epidemi dengan merespons secara kuat dan tepat waktu. Vasu Menon, pengamat investasi senior di OCBC Bank Wealth Management, mengatakan pertemuan G-7 adalah tarik-menarik antara harapan dan ketakutan. "Bank-bank sentral memberi harapan dengan potensi stimulus mereka," ujar Menon. "Pertanyaannya, apa yang akan mereka lakukan? Kebijakan moneter sudah sangat longgar dan suku bunga juga rendah."
Dalam upaya menekan penyebaran virus corona, Cina terus memberlakukan pembatasan, termasuk transportasi, menutup komunitas yang mempengaruhi puluhan juta orang, dan memperpanjang liburan tahun baru Imlek. Korban corona di luar Cina juga terus bertambah. Cina khawatir akan virus yang dibawa kembali ke negara itu oleh warganya yang kembali dari negara lain. "Semua pelancong yang masuk ke Beijing dari Korea Selatan, Jepang, Iran, dan Italia harus dikarantina selama 14 hari," kata seorang pejabat tinggi kota. Shanghai juga telah memperkenalkan instruksi karantina yang serupa.
Wabah paling serius di luar Cina terjadi di Korea Selatan. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyatakan perang terhadap virus tersebut. "Seluruh negara telah memasuki perang terhadap penyakit menular," ujar Moon. Dia memerintahkan semua lembaga pemerintah tetap beroperasi.
Moon mengatakan pemerintah akan menyuntikkan lebih dari 30 triliun won (sekitar US$ 25 miliar) sebagai paket ekonomi untuk mengatasi situasi akibat wabah corona. Pemerintah Seoul memesan tempat tidur tambahan di rumah sakit dan lebih banyak masker wajah saat kasus meningkat dari 600 hingga hampir 5.000 kasus. "Jumlah korban terinfeksi menjadi 5.186 kasus dan 28 kematian," demikian pernyataan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.
Presiden Moon memerintahkan agar masker terus diproduksi sebagai barang strategis tanpa risiko surplus. Di sejumlah lokasi di beberapa kota, warga Korea Selatan tampak antre untuk mendapatkan masker di toko-toko retail dan pemasok online, meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan masker digunakan orang sakit dan perawat orang yang sakit.
Lee Ji-eun, dokter berusia 34 tahun di Seoul, mengatakan rutinitas hariannya dimulai dengan berselancar di Internet untuk mencoba mendapatkan masker untuk keluarganya. "Ini bak lotre." REUTERS | MALAY MAIL | CHANNEL NEWS ASIA | SUKMA LOPPIES
Tunda Visa dan Batasi Kedatangan
Pelbagai upaya dilakukan sejumlah negara untuk memperlambat penyebaran virus corona. India, misalnya, menangguhkan semua visa bagi para pelancong asal Italia, Iran, Korea Selatan, dan Jepang. Langkah tersebut dilakukan sehari setelah India mengkonfirmasi dua kasus corona lagi. Dengan temuan itu, total korban yang terinfeksi di negara itu menjadi lima orang. Ketiga pasien yang dilaporkan itu kini telah pulih.
Perdana Menteri India Narendra Modi meninjau kesiapan India menghadapi wabah virus corona atau Covid-19. Jumlah korban tewas akibat virus yang bermula diketahui dari Wuhan, Cina, pada Desember lalu itu telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia, yang sebagian besarnya di Cina.
"Berbagai kementerian dan negara bagian bekerja sama menyaring orang yang tiba di India hingga memberikan perhatian medis segera," cuit Modi lewat Twitter, kemarin. "Tak perlu panik. Kami perlu bekerja sama, mengambil langkah penting untuk memastikan perlindungan diri."
Tak hanya India. Cina menerapkan kebijakan bahwa semua pelancong yang memasuki Beijing dari Korea Selatan, Jepang, Iran, dan Italia harus dikarantina selama 14 hari. Otoritas Cina juga meminta warganya di perantauan untuk mempertimbangkan kembali jika berencana pulang.
Australia sejak 1 Februari lalu melarang masuk orang asing yang telah melakukan perjalanan melalui Cina dalam dua minggu sebelum tiba di Australia. Canberra juga memperpanjang larangan bagi mereka yang melakukan perjalanan dari Iran. Kepala Petugas Medis Australia Brendan Murphy mengatakan larangan bepergian adalah cara memperlambat segalanya terkait dengan penyebaran virus corona.
"Kami prihatin tentang Jepang dan Korea Selatan. Mereka bekerja keras untuk mengendalikan wabah mereka, tapi kami masih khawatir bahwa orang-orang di negara-negara tersebut dan negara-negara berisiko tinggi lainnya mungkin mengalami infeksi," ujar dia. Murphy mendesak warga Australia yang kembali dari Italia atau Korea Selatan yang bekerja di sektor kesehatan untuk melakukan karantina sendiri selama dua pekan. NIKKEI | REUTERS | SUKMA LOPPIES