HONG KONG - Aksi demo menentang legalisasi RUU Ekstradisi di Hong Kong terus berlangsung. Polisi telah menangkap 420 orang sejak aksi protes memasuki pekan kesembilan. Setidaknya 1.000 peluru gas air mata dan 160 peluru karet ditembakkan dalam aksi demo sejak 9 Juni lalu itu.
Juru bicara Kepolisian Hong Kong, Yu Hoi-kwan, mengatakan setidaknya 139 polisi mengalami cedera. Dua di antaranya masih dirawat di rumah sakit karena cedera serius, termasuk patah tulang dan jari. Menurut dia, para pendemo mulai bertindak anarkistis dengan melontarkan bom molotov, batu bata, dan benda keras di kantor polisi. Dalam satu insiden, mereka membakar troli dan mendorongnya ke arah polisi. "Beberapa dari mereka bertindak main hakim sendiri," kata Yu, kemarin.
Dia menegaskan bahwa kekerasan itu merupakan ancaman serius bagi warga yang tidak bersalah dan mempengaruhi keselamatan publik. "Tindakan ini menjadi tindakan membahayakan publik."
Dilansir Reuters, sejumlah toko di pusat belanja kelas atas di Sha Tin memilih tutup, termasuk toko pakaian H&M serta merek mewah Chanel dan Dior. Para pengunjuk rasa di pusat belanja meneriakkan, "Mogok! Dukung sampai akhir." Sejumlah toko di distrik perbelanjaan yang ramai di Causeway Bay juga tutup. Sejumlah pegawai di lokasi Disneyland Hong Kong melakukan mogok kerja, seperti halnya banyak penjaga pantai, dan memaksa otoritas setempat menutup beberapa pantai serta kolam renang.
Pelayanan publik, seperti layanan komuter, juga terganggu. Layanan kereta api dan bus dibatalkan karena beberapa aktivis memblokade kereta agar tidak meninggalkan stasiun. Otoritas Bandara Internasional Hong Kong (HKIA)-salah satu yang tersibuk di dunia-membatalkan 200 jadwal penerbangan karena pengunjuk rasa di kota itu mengganggu layanan transportasi. "Otoritas bandara menyarankan penumpang untuk memeriksa kembali maskapai penerbangan soal informasi penerbangan terbaru dan melanjutkan penerbangan jika benar-benar telah dikonfirmasi," demikian pernyataan pihak bandara.
Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, kembali memperingatkan bahwa aksi protes mendorong Hong Kong dalam situasi yang berbahaya. Pemimpin yang didukung Beijing ini berkeras tidak akan mundur memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa. Dia mengatakan pemerintah bertindak tegas dalam menjaga penegakan hukum dan ketertiban.
"Mereka mengklaim ingin revolusi dan memulihkan Hong Kong. Tindakan-tindakan ini jauh melampaui tuntutan politik," ujar Lam dengan mimik tegas saat memberikan keterangan pers yang diapit anggota senior pemerintahannya. "Tindakan ilegal ini menantang kedaulatan negara dan membahayakan ‘satu sistem dua negara’, akan menghancurkan stabilitas dan kemakmuran Hong Kong."
Adapun sejumlah pendemo menuduh Lam kembali memicu krisis dengan mengabaikan tuntutan. "Buang-buang waktu mendengarnya dia berbicara," ujar Jay Leung, 20 tahun, mahasiswa. "Mereka tidak memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah politik yang timbul akibat mereka sendiri." CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS | SOUTH CHINA MORNING POST | SUKMA LOPPIES