maaf email atau password anda salah


BPDP KS

FoSI 2022 untuk Kebijakan Industri Sawit Berkelanjutan

Berikan masukan terkait kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan daya saing dan keberlanjutan industri kelapa sawit menuju Sawit Indonesia 2045. #Infotempo

arsip tempo : 171412683638.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman saat menjadi pembicara Forum Sawit Indonesia (FoSI) 2022, di Grha Instiper Yogyakarta, Selasa, 29 November 2022.. tempo : 171412683638.

Forum Sawit Indonesia (FoSI) 2022 memiliki peranan strategis dalam meningkatkan daya saing komoditas kelapa sawit. Targetnya, memberikan masukan terkait kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan daya saing dan keberlanjutan industri kelapa sawit menuju Sawit Indonesia 2045.

“FoSI 2022 ini sangat penting untuk membahas arah industri sawit Indonesia ke depan. Dimana kita semua bisa mengkaji dan merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk industri sawit Indonesia yang berkelanjutan. Dengan semangat gotong royong dan menghadirkan ahli dan perwakilan dari setiap elemen di industri kelapa sawit,” kata Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman saat menjadi pembicara Forum Sawit Indonesia (FoSI) 2022, di Grha Instiper Yogyakarta, Selasa, 29 November 2022.

Menurutnya, tema FoSI 2022 “Sawit Indonesia Menuju 2045”, sangatlah tepat sebagai forum diskusi kritis perkelapasawitan. Target dari forum ini diharapkan dapat memberikan masukan terkait kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan daya saing dan keberlanjutan industri kelapa sawit menuju Sawit Indonesia 2045.

“Melalui kontribusi semua pihak, forum ini akan dapat mengkaji kebijakan yang ada, implementasi kebijakan dan bahkan mengusulkan kebijakan baru jika diperlukan,” ujarnya

Kegiatan FoSI 2022 ini fokus untuk membahas arah industri sawit Indonesia kedepan dan merupakan wujud pelaksanaan tugas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam melakukan pengembangan kelapa sawit berkelanjutan, seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 juncto Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2018, bekerjasama dengan Pusat Sains Kelapa Sawit (PSKS) INSTIPER Yogyakarta.

Menurut Eddy, dalam perjalanan sebagai sebuah bangsa, Indonesia pernah menjadi produsen nomor satu berbagai komoditas yang menjadi kebutuhan dunia. Indonesia pernah dikenal sebagai produsen nomor satu Rempah-Rempah, Gula, Cengkeh, dan Karet.

“Namun saat ini, kejayaan atas komoditas-komoditas tersebut telah meredup. Penyebabnya beragam, karena produktivitas yang menurun, hantaman isu negatif, inovasi dan riset yang minim, kalah bersaing dengan produk subtitusi, tidak adanya diversifikasi produk, dan sebagainya,” kata Eddy.

Eddy berharap, Indonesia saat kembali menjadi produsen Kelapa Sawit terbesar di dunia. “Saya mengajak semua pihak untuk mengambil peran dalam menjaga eksistensi komoditas kelapa sawit agar terus memberikan sumbangsih besar bagi kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia maupun Internasional,” katanya.

Sebab, Eddy melanjutkan, kelapa sawit bukan hanya berjasa dari aspek ekonomi, tapi juga dari aspek sosial dan pemersatu bangsa. Tanpa adanya sawit, tentu banyak kemungkinan terjadi akibat gejolak dan peristiwa dunia yang ujung-ujung nya adalah gangguan hubungan sosial dan ketertiban di masyarakat.

Terbukti juga industri kelapa sawit menjadi penolong perekonomian Indonesia dalam menghadapi Covid-19 dan pasca masa-masa sulit Covid tersebut, sehingga dampak sosial akibat guncangan ekonomi dunia tidak terjadi di Indonesia. “Di masa pandemi Covid-19, sektor sawit juga terbukti mampu bertahan dan tetap menyumbangkan devisa ekspor sekitar US$ 13 miliar sampai dengan Agustus 2020, ditengah lesunya sektor-sektor penghasil devisa lainnya seperti migas, batubara, dan pariwisata,” ujar Eddy.

Perkebunan dan Industri sawit juga membuka jutaan lapangan kerja di dalam negeri baik untuk petani sawit, pekerja pabrik, dan tenaga kerja lainnya. Tercatat kurang lebih 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 16 juta tenaga kerja tidak langsung yang diserap oleh sektor sawit.*

Konten Eksklusif Lainnya

  • 26 April 2024

  • 25 April 2024

  • 24 April 2024

  • 23 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan