maaf email atau password anda salah


Kementan

Petani Milenial Merauke Berpotensi Pasok Pangan Nasional

Menteri Pertanian menginginkan petani tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi.

arsip tempo : 173058289397.

Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian RI. tempo : 173058289397.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberi perhatian khusus terhadap pelatihan petani milenial yang ada di wilayah Merauke, Papua. Dia mengatakan anak-anak Merauke punya kemampuan luar biasa mengembangkan potensi pertanian menjadi salah satu lumbung pangan nasional.

"Salah satu andalan saya adalah kalian di Merauke," kata Syahrul saat membuka pelatihan sejuta petani milenial “Adaptasi dan Mitigasi Pertanian Terhadap Perubahan Iklim” secara virtual, Rabu, 23 Februari 2022.

Dia mengatakan dengan kemampuan yang dimiliki, petani milenial Papua bisa mengeluarkan ide, terutama inovasi. Para petani bisa membuat pupuk organik sehingga ke depan tidak lagi bergantung pada penerimaan pupuk subsidi. "Jangan lagi mengandalkan pupuk subsidi karena kita bisa membuat pupuk organik,” ujarnya.

Syahrul berjanji akan datang ke Merauke untuk melihat perkembangan. “Saya yakin kalian adalah harapan baru bagi pertanian Indonesia," katanya.

Masalah pupuk, kata dia, selama ini bukan hanya tanggungjawab Kementan karena mulai dari lini 1 sampai kios ada di ranah BUMN, Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Adapun masalah subsidi berada di Kementerian Keuangan.

"Uangnya itu tidak ada di Kementan bapak. Adanya di menteri keuangan. Oleh karena itu kalau ada distributor yang main main di sana (Merauke) sampaikan sama saya. Dan pupuk itu tidak langka bapak, yang ada jumlahnya tidak cukup atau kurang," ujar Syahrul.

Pemerintah sudah menyiapkan akses pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) untuk usaha. Bantuan ini diharapkan mampu menjadi pemicu tumbuh kembangnya sektor pertanian di tanah Papua. “Pertanian skala ekonominya ada. Katakanlah satu hektare kalau menghasilkan 6 ton berarti hasilnya Rp 30 juta. Kalian pake pupuk dan lainnya masih punya untung Rp 9 juta,” tutur Mentan.

Kemudian Rp 20 juta bisa digunakan untuk mencicil alsintan atau pembuatan pupuk. “Oleh karena itu tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi. Kita punya akses KUR sebagai modal," ujarnya.

Pelatihan ini melibatkan kelompok Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), Ikatan Alumni Magang Jepang (Ikamaja), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Perhimpunan Penyuluh Pertanian (PERHIPTANI) dan insan pertanian lainnya yang akan dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BPPSDMP.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengatakan pelatihan ini merupakan program reguler maksimum Kementerian Pertanian meningkatkan pengetahuan petani dan penyuluh. Adapun tujuan pelatihan ini diharapkan mampu mendorong anak muda bisa beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim. "Sasaran peserta ditargetkan sekitar 1,5 juta orang terdiri dari petani dan insan pertanian lainnya," ujarnya.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 2 November 2024

  • 1 November 2024

  • 31 Oktober 2024

  • 30 Oktober 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan