maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


APP Sinar Mas

Tingkatan Ekonomi Perempuan

Usaha kecil Sofiatun mengantarkan dirinya untuk bisa bicara dalam forum perubahan iklim tersebut dan disaksikan secara internasional.

arsip tempo : 171166022599.

Sofiatun (kanan) ketua KWT Mandiri saat berbagi pengalaman dalam talkshow rangkaian UNFCCC COP 26 Pavilion Indonesia yang dilakukan secara online, Rabu (10/11) dengan tema GESI dan Kepemimpinan Perempuan dalam Kelola Hutan di Tingkat Tapak. . tempo : 171166022599.

Sofiatun, ibu rumah tangga yang mengelola krupuk dengan bahan baku utama lele di Desa Sumber sari Kecamatan Sebulu, Kalimantan Timur, merasa senang karena usaha skala mikro yang dikelolanya terus berkembang. Dari awalnya hanya mengandalkan uang belanja dari suaminya yang bekerja sebagai karyawan, kini dia bisa memberikan lapangan pekerjaan untuk perempuan lain di desanya.

Berawal dari keinginannya menghasilkan krupuk dengan bahan baku lele yang banyak melimpah di desanya, kini penghasilannya bisa lebih dari Rp 6 jutaerbulan. Permintaan krupuk lele pun tidak hanya dari tetangga sekitar tetapi juga dari rumah makan.  Bersama dengan lima perempuan lainnya, usaha krupuk lele ini berada dalam naungan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mandiri.

“Perempuan harus mandiri, punya uang sendiri tidak menggantungkan pada suami. Saya bersyukur bisa mengajak perempuan lain di desa untuk melakukan hal yang salam dalam kelompok wanita tani ini,” ujar Sofiatun yang ketua KWT Mandiri. Dia berbagi pengalaman dalam talkshow rangkaian UNFCCC COP 26 Pavilion Indonesia, Rabu 10 November dengan tema GESI dan Kepemimpinan Perempuan dalam Kelola Hutan di Tingkat Tapak.

Usaha kecil Sofiatun mengantarkan dirinya untuk bisa bicara dalam forum perubahan iklim tersebut dan disaksikan secara internasional. “ Tidak hanya dapat uang, tetapi juga mendukung pengelolaan hutan secara lestari,” katanya.

KWT Mandiri merupakan binaan dari mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, PT Surya Hutani Jaya (SRH) yang memberikan bantuan modal, peralatan, pendampingan dan pemasaran terhadap produk-produk yang dihasilkan dari kelompok tersebut.  (*)

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 28 Maret 2024

  • 27 Maret 2024

  • 26 Maret 2024

  • 25 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan