Kementerian Pendidikan Perkuat Kolaborasi Vokasi dan Dunia Usaha
Gebyar Vokasi dapat menjadi sebuah potensi untuk menciptakan integritas pendidikan vokasi dan DUDI.
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan Gebyar Vokasi pada Kamis, 16 September 2021, di Cimahi, Jawa Barat. Kegiatan tersebut digelar sebagai sarana untuk memperkuat kerja sama antara satuan pendidikan vokasi dan dunia usaha/industri, sehingga tercipta keterkaitan dan keterhubungan yang dikenal dengan Link and Match 8+i.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, pemerintah terus mendorong supaya satuan pendidikan vokasi meningkatkan kolaborasi dengan dunia usaha guna menaikkan produktivitas sumber daya manusia Indonesia. Menurut dia, indeks produktivitas Indonesia masih rendah, yaitu 0,8 persen. Salah satu penyebabnya adalah pendidikan vokasi yang terlalu berfokus pada hard skills siswa.
“Seharusnya kita juga menumbuhkan minat dan karakter kreatif anak-anak,” ujar dia.
Wikan menjelaskan, konsep Link and Match 8+i mencakup beberapa hal. Pertama adalah penyusunan kurikulum dengan penguatan aspek softskills, hardskills, dan karakter kebekerjaan yang sesuai kebutuhan dunia kerja. Kedua, pembelajaran dilakukan berbasis proyek riil dari dunia kerja untuk memastikan hardskills, softskills, dan karakter siswa yang kuat.
Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru atau instruktur dari industri, maupun pakar dari dunia kerja. Keempat, praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester. Kelima, memastikan pelaksanaan sertifikasi kompetensi bagi guru/instruktur dan lulusan sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja. Keenam, mewajibkan guru/instruktur memperbarui pengetahuan teknologi melalui pelatihan secara rutin.
Ketujuh, mengadakan riset terapan yang mendukung teaching factory sebagai model pembelajaran yang menghadirkan suasana industri ke sekolah. Kedelapan, menjamin komitmen dunia kerja untuk menyerap lulusan pendidikan vokasi.“Sedangkan huruf ‘i’ adalah berbagai kemungkinan kerja sama antara vokasi dan dunia kerja, misalnya berupa beasiswa atau ikatan dinas, maupun donasi peralatan laboratorium,” tutur Wikan.
Ia mengimbuhkan, untuk mencapai Link and Match 8+i dan peningkatan produktivitas sumber daya manusia perlu adanya perubahan, terutama pada guru serta kepala sekolah pendidikan vokasi. “Kami harus membuka cara berpikir guru-guru untuk bisa mengajar dengan pola-pola baru. Kalau tidak diubah kami khawatir ketika melakukan link and match dengan industri malah tidak sesuai.”
Pada tahun ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan dukungan tujuh unit pelaksana teknis balai besar vokasi menyelenggarakan pelatihan dan pemagangan industri bagi ribuan guru dan kepala sekolah menengah kejuruan (SMK). Pertama adalah upskilling dan reskilling kepada 2.000 guru SMK bekerja sama dengan berbagai perusahaan seperti Dyandra, L’Oreal, Huawei, dan United Tractor.
Kedua, membuka magang di industri bagi 2.270 guru SMK. Kerja sama ini melibatkan 265 perusahaan, di antaranya adalah Oracle, Cisco, PT PAI, PT Kampuh, Toyota, Nusa Edu, PT Astra International Tbk, PT Pindad, PT INKA, Samsung, dan Grup Martha Tilaar.
Ketiga, peningkatan kompetensi bagi 26.000 guru SMK yang melibatkan balai besar dan ratusan industri. Keempat, pelatihan chief executive officer dan kewirausahaan kepada 885 kepala SMK, serta pelatihan kepemimpinan dan cara berpikir bersama Gerakan Sekolah Menyenangkan bagi 901 kepala SMK.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, menyebutkan sebanyak 70 persen masyarakat Indonesia saat ini berada di usia produktif 15-64 tahun. Karena itu, kata dia, Jawa Barat berupaya memberdayakan sumber daya manusia yang berasal dari kalangan muda untuk menjadi lebih kompetitif. “Kami memiliki beberapa program, seperti Jabar Digital Service, Portal Pikobar, Patriot Desa, dan Jabar Future Leaders.”
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat RI, Syaiful Huda menyatakan dukungan kepada Kementerian Pendidikan untuk terus membangun sinergi dengan berbagai pihak guna menciptakan sumber daya manusia yang unggul. “Kami akan mendorong inisiatif dan prakarsa sinergi baik ini secara terus-menerus,” ia mengungkapkan.
Gebyar Vokasi dihadiri secara langsung oleh sekitar 300 orang peserta ditambah sekitar 1.000 orang peserta yang mengikuti acara melalui live streaming Youtube Kementerian Pendidikan. Mereka berasal dari kalangan praktisi pendidikan, lembaga pendidikan vokasi, serta pelaku industri dan dunia kerja dari 12 provinsi. Adapun agenda kegiatan meliputi simposium pendidikan, peluncuran produk, dan pameran simulator kapal dan manajemen hemat energi.
Gebyar Vokasi diakhiri dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri, industri, lembaga kursus pelatihan, mitra sekolah, politeknik, serta dinas tenaga kerja, dinas pendidikan, dinas perindustrian dan perdagangan, dan Kamar Dagang dan Industri dari 12 provinsi.