maaf email atau password anda salah


Badan Amil Zakat Nasional

Mualaf Mentawai Pelajari Cara Puasa Berkualitas Bersama Dai BAZNAS

Puasa harus dilakukan dengan ikhlas disertai keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT. Salah satu peserta pengajian bertanya mengenai cara mengendalikan emosi.

arsip tempo : 172852464996.

Pengajian yang diselenggarakan Dai Mualaf Center Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada Senin, 19 April 2021. tempo : 172852464996.

MENTAWAI – Dai Mualaf Center Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggelar pengajian menjelang berbuka puasa untuk mualaf di Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada Senin, 19 April 2021 yang  bertepatan dengan 7 Ramadan 1442 H. Pada kesempatan itu,  dai Mualaf Center BAZNAS Ustad Ramdani Saadillah menyampaikan beberapa cara agar puasa menjadi berkualitas.

“Nabi Muhammad pernah menyampaikan dalam hadisnya bahwa banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apapun dari puasanya melainkan hanya lapar dan dahaga.  Karena itu, kita perlu menjadikan puasa kita berkualitas agar ibadah puasa yang dilaksanakan bernilai tinggi di sisi Allah subhanahu wata'ala," ujar Ramdani.

Dai menjelaskan beberapa langkah yang harus dilakukan agar puasa berkualitas. Pertama,  puasa harus dilakukan dengan ikhlas disertai keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT agar berbuah ampunan dan rida. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam yang berbunyi,  “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah, niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua, harus berusaha menjauhi hal-hal yang bisa merusak pahala puasa, yakni dengan menahan pandangan dari hal-hal yang tidak boleh dilihat, menahan lisan dari berkata dusta, berkata kotor, mencela, marah, menghina, bergunjing, dan sebagainya. Selain itu, seorang muslim harus menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat.

Ketiga, menghiasi Ramadan dengan memperbanyak amalan-amalan sunah seperti tilawah al-Qur’an, berzikir kepada Allah, salat sunah, tafakur, mengkaji ilmu-ilmu agama, dan memperbanyak infak. “Dengan beberapa langkah tersebut, insya Allah puasa yang dilakukan akan menjadi puasa yang berkualitas, yang tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga,” ucap Ramdani

Selepas penyampaian materi, ada beberapa pertanyaan dari peserta pengajian, salah satunya Desi. Ia menanyakan bagaimana caranya menahan marah di saat berpuasa, mengingat  marah dan berkata kasar  dapat merusak pahala puasa. “Bagaimana caranya agar tidak marah kalau ada yang memancing emosi kita?," ujarnya. 

Menjawab pertanyaan tersebut, Ustad Ramdani mengatakan, setiap orang yang disakiti atau disinggung perasaannya pasti akan merasa jengkel. Solusinya, kata dia,  adalah menahan diri dari marah dengan niat semata-mata karena Allah dan agar dimasukkan ke dalam golongan orang bertakwa yang salah satu sifatnya adalah al-kaazhiminal ghaizha (mampu menahan amarah).

“Selain itu,  Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam dalam hadisnya memberikan cara yang harus dilakukan saat ada yang mencela dan mengajak bertengkar, yakni dengan mengucapkan 'aku sedang berpuasa',” kata Ramdani. Mudah-mudahan pengajian menjelang berbuka ini bisa menambah semangat para mualaf dalam menjalani ibadah di bulan Ramadan.

Inforial

Konten Eksklusif Lainnya

  • 10 Oktober 2024

  • 9 Oktober 2024

  • 8 Oktober 2024

  • 7 Oktober 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan