KB Bukopin Akan Sasar Pasar Milenial
Jakarta – PT Bank KB Bukopin Tbk optimis masuknya KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali akan menopang kinerja bisnis, teknologi dan risk management dari perseroan. Sejalan dengan tranformasi, President Director KB Bukopin Rivan A. Purwantono mengatakan, pihaknya akan mengembangkan bisnis yang menyasar nasabah milenial. Oleh karena itu, perseroan terus memacu penetrasi produk dan layanan berbasis perbankan digital dengan meluncurkan produk yang diberi nama Wokee. “Selalu kita melihat bahwa bank yang baik adalah bank adaptif dengan needs yang dibutuhkan saat ini di kalangan milenial,” kata dia kepada Tempo, Rabu 14 April 2021.
Wokee adalah aplikasi perbankan digital Bank Bukopin yang dapat diunduh secara gratis melalui ponsel. Aplikasi ini menyediakan beragam layanan perbankan digital terbaru seperti tarik tunai tanpa kartu ATM pembukaa rekening online, split bills, transfer, cash management, transaksi fasilitas publik, dan lain-lain.
Demi meperkuat aksi perseroan, kata Rivan, pihaknya akan mengintegrasikan aplikasi Wokee milik KB Bukopin dengan Liiv milik KB Kookmin. Aplikasi ini cukup berkembang di beberapa negara yang akan segera dibawa masuk ke Indonesia oleh Kookmin Bank Dengan begitu, para nasabah akan semakin dimudahkan dengan beragam layanan yang tersedia hanya dalam satu genggaman. “Jadi itu yang dilakukan, kita 2023 diharapkan terjadi kolaborasi, mental dan spirit Korean akan berubah menjad spirit Indonesia dengan bank global,” ucapnya.
Presiden Direktur KB Bukopin, Rivan A. Purwantono
Dengan adanya strategi menyasar kaum milenial, ia berharap dapat meningkatkan porsi sebaran nasabah tersebut mencapai 20 persen. Sehingga hal itu juga akan berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis perbankan itu sendiri.
Hingga saat ini, Rivan menyebut bahwa porsi nasabah milenial KB Bukopin masih sekitar 5 persen. Ia pun bercerita bahwa strateginya adalah dapat mengedukasi kepada kaum milenial terkait pengelolaan finansial yang baik. Karena dengan begitu, milenial punya pengetahuan untuk memilih produk keuangan yang cocok berdasarkan profilnya masing-masing. “Ini dream saya dengan KB Kookmin membawa ke sana dan membedakan dengan bank lain,” ujarnya.
Selain itu, dengan masuknya KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali tentunya menuntut Rivan untuk terus berkomitmen meningkatkan Corporate Value KB Bukopin. Peningkatan Corporate Value Bank KB Bukopin dibuktikan Rivan melalui peningkatan harga saham Bank KB Bukopin yang menunjukkan performa yang cukup baik. “Milenial sudah membahas tentang saham artinya kepercaayaan itu tidak muncul dalam bentuk funding atau kredit tapi kepercayaan kepemilikan ini target market yang baik,” tuturnya.
Secara bisnis proses, KB Bukopin pun akan menyasar segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memiliki potensi besar untuk digarap. Dalam menggarap sektor tersebut pihaknya pun telah menyisir ribuan perusahaan asal Korea Selatan yang kerap bekerja sama dengan pelaku UMKM Indonesia. Kemudian menciptakan ekosistem Korean Desk yang akan saling menghubungkan pelaku UMKM dalam negeri dan korporasi di Negeri Ginseng.
Rivan mengatakan, ekosistem ini juga akan membantu para UMKM Indonesia untuk berkembang. Selain itu akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis perseoran. “Korean desk ini saya prediksi akan memberikan kontribusi ke depan sampai 30 persen terhadap pertumbuhan bisnis KB Bukopin,” ucapnya.
Walau masih dalam kondisi pandemi Covid-19, pada tahun ini perusahaan juga akan menggenjot layanan digital. Selain itu, KB Bukopin akan memperkuat model bisnis dalam jangka panjang dengan cara melakukan sharing knowledge dengan bank asal Korea Selatan tersebut. Pasalnya, kata Rivan, KB Kookmin sebagai pemain perbankan terbesar di Negeri Ginseng mempunyai pengalaman yang sangat baik di industri finansial. “Jadi kondisi ini untuk lesson learned sangat bagus buat kita di samping belajar tentang yang dibawa KB Kookmin ke kita,” tuturnya.
Dengan adanya perubahan kebiasaan masyarakat, dia mengatakan, aktivitas transaksi ini mau tidak mau akan berdampak kepada loyalitas nasabah. Menurutnya, berdasarkan hasil survei, sebanyak 35 persen pengguna bank digital akan tetap loyal kepada bank tersebut. "Ini yang diharapkan kita bisa melakukan transformasi ini konversi ini dan perubahan dan migrasi ini yang akan diselesaikan di 2023," tuturnya.
Saat ini KB Bukopin sudah melakukan proses transformasi yang meliputi enam aspek utama meliputi Good Bank (Mendirikan Grup Korean-link baru untuk memanfaatkan jaringan KB di Indonesia), Bad Bank (Mendirikan Grup untuk mengelola Aset tidak berkualitas), Proses Kredit, Standar Akuntansi Internasional, Manajemen Sumber Daya , dan Rebranding identitas Perseroran.
Inforial