Kompleks Pinang Griya Permai di Kecamatan Pinang, Tangerang, Banten, kerap dilanda banjir dalam kurun waktu lima tahun sekali. Namun, sejak dua tahun terakhir, bah di kompleks yang bersebelahan dengan Kali Angke itu bisa datang setahun sekali. Salah satu banjir besar yang dialami ratusan warga di kompleks ini terjadi pada awal 2020. “Di sini kalau banjir, tingginya bisa sampai dua meter,” kata Prabudi Nawarindra, penjabat sekretaris rukun warga di RW 06, wilayah tersebut.
Kompleks ini kembali diterjang banjir pada 20 Februari lalu. Kali Angke, yang melintas di antara Pinang Griya Permai dan perumahan Ciledug Indah, tak mampu menampung debit air yang sangat tinggi. “Jadinya, kalau Ciledug Indah banjir, kami juga pasti kebanjiran,” ujar pria berusia 45 tahun yang akrab disapa Indra itu. Akibat banjir, banyak warga yang harus dievakuasi karena rumah mereka terendam.
Dua bencana banjir yang cukup besar ini seolah menambah kesengsaraan lebih dari 500 keluarga yang tinggal di kompleks tersebut. Pada masa pandemi, banyak warga di Pinang Griya Permai yang juga terkena dampak. Selain positif Covid-19, ada puluhan orang yang kehilangan pekerjaan akibat dipecat. Tak sedikit juga warga yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Cipulir dan Pasar Tanah Abang, Jakarta, kehilangan pendapatan akibat sepinya toko mereka.
Meski demikian, aneka cobaan yang datang bertubi-tubi itu justru mendatangkan hikmah bagi warga, terutama yang tinggal di wilayah RW 06. Warga kompak membuat berbagai inovasi untuk membantu tetangga mereka yang kesulitan pada masa pandemi ini. “Perasaan senasib dan sepenanggungan di antara warga yang membuat kami sangat kompak,” ujar Indra.
Sebetulnya, sebelum masa pandemi, sebagian warga di wilayah ini sudah punya berbagai inisiatif kegiatan sosial. Misalnya keberadaan kelompok wanita tani yang memanfaatkan lahan kosong dan lahan milik warga untuk dijadikan kebun sayur. Lalu ada koperasi warga yang menyediakan sembako murah dan menjual produk usaha kecil warga setempat.
Sekretaris RW 06 Pinang Griya Permai, Kabupaten Tangerang, Banten, Prabudi Nawarindra (paling kanan, depan) bersama sejumlah relawan dari PT Astra Internasional dan LPDP, dalam kegiatan bersama warga. Dokumentasi KBA Pinang
Di bidang pendidikan, warga mendirikan sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) yang dilengkapi dengan perpustakaan keliling. Ada juga posyandu kesehatan untuk anak balita dan orang lansia.
Berkat aneka inisiatif itu, wilayah RW 06 Pinang rutin mendapat penghargaan. PT Astra Internasional, misalnya, memberikan penghargaan Kampung Berseri Astra pada 2017. Perusahaan ini juga turut membantu legalitas koperasi warga, sehingga mendapat status badan hukum koperasi pada 2018. Di tingkat kota, wilayah ini mendapat penghargaan juara ketiga dalam lomba ketahanan pangan tingkat wilayah.
Namun datangnya banjir pada awal 2020, disusul pandemi tepat satu tahun lalu, membuat berbagai inisiatif warga sempat terganggu. Kebun bibit dan sayur yang dikelola Kelompok Wanita Tani Cempaka rusak akibat banjir. Begitu juga dengan fasilitas sekolah PAUD dan gerobak baca mereka. Namun warga tak mau tinggal diam. Indra, sebagai sekretaris rukun warga, berinisiatif membuat satuan tugas Covid-19.
Sejak akhir Maret 2020, Indra bersama dengan warga KBA Pinang aktif menerapkan protokol kesehatan dengan menjalankan program Kampung Tangguh Covid-19, yang merupakan hasil kerja sama dengan pemerintah setempat. Mereka secara rutin melakukan penyemprotan disinfektan, memasang tempat cuci tangan dan sabun di beberapa titik, membatasi akses jalan masuk, serta menertibkan pemakaian masker bagi siapa pun yang hendak masuk ke perumahan.
Berbagai fasilitas yang sempat rusak juga mereka perbaiki. Karena pandemi, gerobak baca yang biasanya menjadi tempat berkumpul anak-anak pun berubah bentuk. “Kami mengedarkan buku-buku ke 13 RT yang ada di sini. Buku-bukunya juga kami bungkus plastik agar tetap bersih.” Lalu kebun bibit dan sayur yang rusak mereka perbaiki. Bahkan kini mereka punya 13 titik kebun bibit dan sayur di wilayah RW 06. Hasil usaha koperasi warga pun diputar kembali untuk membeli bibit yang disebarkan ke kebun-kebun tersebut.
Kunjungan dari Dinas Kesbangpol Kota Tangerang untuk memonitor perkembangan KWT Cempaka Asri. Dokumentasi KBA Pinang
Sepanjang masa pandemi Covid-19, kata Indra, kebun-kebun ini sangat bermanfaat. Hasil panen berbagai jenis sayuran, tanaman obat, dan bahan pangan lain sebagian dibagikan gratis kepada warga yang kehilangan mata pencarian akibat pandemi. “Sebagian lagi dibeli oleh warga yang punya usaha katering. Hasil penjualannya dijadikan modal untuk membeli bibit dan pupuk. Jadi kembali lagi ke warga,” tuturnya. Sebagian warga yang bekerja sebagai penjaga toko atau pramuniaga di pusat perbelanjaan pun dipekerjakan di koperasi yang menjual bahan kebutuhan pokok murah.
Di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, warga di RW 06 Pinang berinisiatif memberikan pelatihan kepada warga dan anak muda yang tak punya penghasilan. Salah satu inisiatif datang dari pasangan Pangkat Surahman, 70 tahun, bersama istrinya. Pasangan lansia ini kebetulan punya usaha ternak lele dengan sistem bioflok. Sistem peternakan organik ini membuat hasil ikan lele lebih bersih dan sehat untuk dikonsumsi.
Pada masa pandemi, Pangkat Surahman bersama istrinya menjual produk daging ikan lele berbumbu dalam wujud beku bermerek Clarias. Produk lele olahan itu juga dibeli oleh pengurus RW dan dibagikan gratis kepada warga yang menjadi korban Covid-19. “Pak Pangkat juga memberikan pelatihan peternakan dan pengolahan daging lele kepada warga dan pemuda setempat,” kata Indra.
Sebagai salah satu warga sepuh di kompleks perumahan yang 60 persen warganya berusia lanjut itu, Pangkat berinisiatif memotivasi warga yang berusia lebih muda untuk mulai mencoba beternak lele dan membuat produk olahan daging lele. “Produk lele organik ini sudah punya pembeli tetap dan didistribusikan ke restoran-restoran,” Indra menambahkan. Berkat inisiatif dan inovasi itu pun, produk lele olahan Clarias mendapat penghargaan juara satu dalam lomba inovasi sederhana Kampung Berseri Astra tingkat nasional tahun lalu.
Kini, Indra bersama warga lain yang berusia muda tengah menggodok inisiatif lain. Di tengah kesibukannya sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan produsen komponen otomotif, Indra menjadi koordinator untuk berbagai kegiatan warga. “Kini kami sedang memperbaiki kebun bibit dan sayur yang rusak akibat banjir pada Februari lalu," tuturnya. Di bidang pendidikan, Indra dan warga lain sedang membangun posyandu untuk remaja. “Target kami, nantinya posyandu ini mengelola dana yang digunakan untuk beasiswa bagi remaja di wilayah kami.”