Sejumlah kafe dan restoran kembali beroperasi pada era normal baru. Tempat-tempat itu kembali menjadi arena orang-orang bertemu, bahkan mungkin ramai lagi. Tentu saja dengan pembatasan dan protokol kesehatan yang ketat bagi pengunjung maupun pekerjanya.
Sebetulnya, menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Eka Ginanjar, saat ini belum aman untuk bertemu dengan orang di kafe. Namun, jika tetap ingin kongko di kafe, ia menyarankan agar tetap menggunakan masker. “Kalau sedang makan dan minum, maskernya dibuka. Kalau cuma mengobrol, sebaiknya tetap dipakai maskernya,” kata Eka saat dihubungi pada Selasa lalu.
Eka mengatakan menjaga jarak dengan orang lain juga perlu diperhatikan. Jangan sampai Anda berkumpul bersama kolega dalam jarak terlalu dekat. “Hindari kerumunan. Kalau lihat kafenya padat (pengunjung), sebaiknya tidak usah (datang).” Ia juga menekankan pentingnya mencuci tangan, terutama saat akan menyantap makanan.
Selain itu, ia mengingatkan agar masyarakat menjaga imunitas tubuh dengan tidur cukup, tidak stres, rajin berolahraga, dan mengkonsumsi makanan bergizi serta minum vitamin.
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, mengatakan menjalankan protokol kesehatan adalah kewajiban jika Anda ingin bepergian ke luar rumah. Jika ingin pergi ke kafe, ia menyarankan agar memilih kafe yang berada di luar ruangan. Jika mendatangi kafe yang berada di dalam ruangan, Ari menganjurkan agar melihat kapasitasnya terlebih dulu. “Kalau penuh, sebaiknya tidak usah di situ,” ujar dia saat dihubungi, kemarin.
Menurut Ari, Anda juga harus cermat melihat penerapan protokol kesehatan di kafe yang Anda tuju. Hal ini, kata dia, dapat dilihat dari ketertiban pelayan memakai face shield atau masker serta jarak yang disediakan antar-meja dan kursi para pengunjung. Ia mengatakan pelayan memegang peran penting dalam penerapan protokol kesehatan. “Jarak meja dibuat 1 meter antar-meja. Bangku jangan saling berhadapan, melainkan zig-zag (serong).”
Saran berikutnya dari Ari adalah tidak mendatangi kafe yang menyediakan makanan prasmanan. Hal ini berbahaya karena potensi penularan lebih besar akibat penggunaan alat makan secara bersama-sama.
Ari pun mengimbau masyarakat agar tidak ke luar rumah jika sedang tidak sehat. Selain itu, masyarakat perlu lebih cermat mengamati perkembangan kasus di daerah yang akan dituju. Jika daerah tersebut masih berada di zona merah, sebaiknya jangan didatangi. “Kalau sudah zona hijau, lebih aman.”
ROSSENO AJI | DIKO OKTARA
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat memberikan sejumlah kiat aman yang bisa diterapkan saat Anda berada di kafe dan restoran para era normal baru.
- Menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan pengunjung lain saat memilih meja makan dan antre untuk makan di tempat. Beberapa restoran mungkin sudah memberikan tanda silang di meja atau kursi agar tidak diduduki. Jika belum ada tanda, ada baiknya Anda menjaga jarak dengan mengosongkan satu meja makan dari Anda dan pengunjung lain.
- Jangan banyak menyentuh fasilitas umum, sejak tiba di restoran hingga meninggalkannya. Hal ini termasuk memegang gagang pintu, buku menu, hingga melakukan pembayaran non-tunai yang membuat Anda harus menyentuh tombol pin atau membubuhkan tanda tangan dengan bolpoin.
- Selama pandemi Covid-19, Anda tidak disarankan mengkonsumsi makanan di restoran dengan sajian prasmanan, termasuk memilih makanan dan minuman sendiri. Sebab, prasmanan akan meningkatkan risiko penularan lantaran setiap orang menggunakan satu alat capit makanan dan mesin yang sama. Belum lagi jika mereka bersin atau batuk di dekat makanan, sehingga sajian bisa terkontaminasi.
- Selalu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah makan. Gosok setiap permukaan tangan selama 20 detik dan keringkan tangan dengan tisu untuk kebersihan yang menyeluruh.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | WEBMD | FORBES