Dokter atau ahli kesehatan sering menyarankan pasiennya agar menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan kalori dan memperbanyak aktivitas olahraga. Tapi hingga saat ini belum ada jenis dan porsi olahraga yang dianggap paling ideal untuk program menurunkan berat badan secara optimal.
Namun para peneliti di British Journal of Sports Medicine menyatakan ada pola olahraga yang efektif untuk menurunkan berat badan. Porsi latihan yang dimaksudkan adalah olahraga dengan jadwal berselang (interval) antara latihan intensif dan jeda pemulihan singkat. Bentuk olahraga ini dianggap lebih efektif menurunkan berat badan ketimbang latihan rutin seperti berlari atau bersepeda.
Kesimpulan itu didapat para peneliti setelah memeriksa data 41 studi terkait dengan program penurunan berat badan menggunakan pola latihan olahraga interval. Penelitian ini melibatkan 1.115 peserta dan berlangsung selama 4-16 minggu. Para peneliti membandingkan hasil studi itu dengan program penurunan berat badan menggunakan pola olahraga berintensitas sedang, seperti joging, bersepeda, atau berjalan dengan kecepatan tetap.
Sebetulnya, menurut peneliti senior dari Universitas Goias Brasil, Paulo Gentil, para responden yang mengikuti program penurunan berat badan dengan kedua jenis pola olahraga tersebut langsung merasakan manfaat berupa penurunan berat badan pada masa awal latihan. "Tapi mereka yang mengikuti program interval mengalami penurunan berat badan lebih besar ketimbang yang menjalani program reguler," ujar dia, seperti dikutip dari Reuters, kemarin.
Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan program olahraga berselang mampu menurunkan berat badan rata-rata lebih banyak, yakni 1,58 kilogram. Sedangkan pola olahraga reguler atau berintensitas sedang hanya mampu menurunkan berat badan sebesar 1,13 kg.
"Menurunkan berat badan tidak hanya tentang berapa banyak kalori yang Anda bakar selama berolahraga, tapi juga bagaimana tubuh Anda bereaksi selama berjam-jam dan berhari-hari setelah berolahraga," kata Gentil. Salah satu pola latihan yang disarankan, dia menambahkan, diterapkan dalam olahraga lari.
Sebagai ilustrasi, bentuk latihan interval yang disarankan adalah memvariasikan intensitas lari dalam satu kali sesi latihan. Misalnya, 4 menit lari dengan intensitas tinggi, lalu menurunkan tensi lari menjadi lebih pelan selama 3 menit. Peneliti merekomendasikan program ini dijalani selama 150-250 menit seminggu untuk mencegah kenaikan berat badan. Sementara itu, mereka yang sudah kelebihan berat badan disarankan berolahraga lebih dari 1 jam sehari.
Peneliti dari Columbia University Medical Center, New York City, Keith Diaz, mengatakan latihan atau program olahraga berselang bisa menurunkan berat badan lebih banyak karena tubuh dipacu untuk membakar lemak lebih banyak dalam 24 jam setelah berolahraga. "Sehingga lebih efektif menurunkan berat badan."
Bagi olahragawan, terutama pelari, program latihan berselang juga berguna untuk meningkatkan kemampuan mereka. Terutama sebelum mengikuti perlombaan atau mengikuti maraton.
Pelatih lari asal Jakarta, Andi Yanto, mengatakan bahwa program latihan untuk pelari dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya. "Misalkan tahap awal dirancang untuk melatih daya tahan (endurance), kemudian tahap berikutnya untuk meningkatkan kecepatan, dan sebagainya," kata Andri kepada Tempo, beberapa waktu lalu.
Walau begitu, Andri menambahkan, proses dan program latihan yang dijalani tak harus sama untuk setiap orang. "Disesuaikan dengan kemampuan fisik masing-masing orang," ujar dia. "Untuk mereka yang fisiknya lebih baik, tentu programnya lebih intensif dan berat. Sebaliknya, kalau kemampuan fisiknya masih jelek, tentu harus dilakukan bertahap."
Idealnya, seorang pelari yang hendak mengikuti lomba atau acara maraton mulai berlatih minimal 16 minggu sebelumnya. Ihwal waktu latihan tak bisa ditawar karena ada alasan ilmiahnya. Jika latihan dilakukan 12 minggu sebelum lomba atau kurang, kata Andri, risiko terjadinya cedera dan keletihan yang membuat performa pelari tidak maksimal semakin besar. "Tubuh sulit beradaptasi kalau program latihan terlalu mepet." REUTERS | PRAGA UTAMA