JAKARTA – Pelbagai insentif bagi sektor perumahan terus digulirkan pemerintah dan Bank Indonesia. Dari pelonggaran aturan uang muka hingga nol persen sampai pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) dengan skema ditanggung pemerintah untuk pembelian rumah tapak dan rumah susun. Namun guyuran insentif tersebut tak lantas membuat perbankan jorjoran menyalurkan pembiayaan perumahan.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, misalnya, tetap selektif dalam menerapkan insentif dan mengedepankan prinsip kehati-hatian. "Untuk bisa mendapatkan uang muka nol persen, ada kriteria yang kami tetapkan, baik kepada pengembang maupun calon konsumen," ujar Mortgage Department Head BTN, Hanafi, kemarin.
Hanafi menuturkan bank akan menakar kapasitas yang dimiliki pengembang dan konsumen dalam membayarkan kewajiban serta menjalankan komitmen jangka panjang. "Kami harus tahu pengembangnya seperti apa, kalau kabur bagaimana. Begitu juga dengan konsumen, mereka mampu atau tidak kalau cicilannya bertambah," katanya. Semua kehati-hatian itu dimaksudkan untuk mencegah gagal bayar atau kenaikan tingkat kredit bermasalah (non-performing loan) perbankan.
Dengan demikian, Hanafi mengimbuhkan, tidak semua pengembang dan konsumen mendapat perlakuan yang sama dalam penerapan insentif tersebut. "Ada yang nol persen, ada yang 10 persen. Kami melihat berbagai aspek. Untuk preferensi jenis rumah, kami cenderung berfokus ke rumah tapak," ucapnya.
Langkah selektif juga diterapkan PT Bank CIMB Niaga Tbk dalam menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR). Mortgage & Secured Loan Business Head CIMB Niaga, Heintje Mogi, berujar salah satu cara untuk menyiasati risiko dalam penyaluran kredit adalah menggandeng mitra pengembang ternama. "Cara ini sekaligus dapat memberikan kemudahan dan keuntungan bagi konsumen, baik untuk KPR konvensional maupun syariah, dengan program bunga atau margin yang lebih ringan," katanya.
Proyek pembangunan rumah bersubsidi di Bogor, Jawa Barat, 18 Februari 2021. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Adapun beberapa pengembang tersebut adalah Sinar Mas Land, Ciputra, Summarecon, Alam Sutera, dan Adhi Karya. Salah satu program KPR yang ditawarkan memberikan pilihan angsuran tetap selama 10 tahun dengan bunga atau margin 9,5 persen. Strategi lainnya adalah melakukan cross selling kepada nasabah bank, mempererat kerja sama dan sinergi dengan asosiasi pengembang dan agen properti, serta mempercepat proses KPR melalui sistem digital.
Di sisi lain, pengembang agresif melakukan promosi penjualan untuk mengoptimalkan insentif yang telah diberikan pemerintah. PT Ciputra Residence, misalnya, akan segera menurunkan harga rumah yang masuk kategori bebas PPN 10 persen hingga akhir Agustus 2021. "Khusus untuk penjualan selama periode Maret-Agustus, konsumen dapat menikmati program pembelian rumah dengan PPN nol persen selama unit masih tersedia," ujar Direktur Pemasaran Ciputra Residence, Yance Onggo.
Project Director LRT City Sentul, Nanang Safrudin Salim, menuturkan momentum pemberian insentif bakal dimanfaatkan para pengembang untuk meningkatkan penjualan unit stok. "Kami yakin stimulus pemerintah dapat menggenjot laju penjualan," katanya. LRT City Sentul menawarkan 10 menara apartemen yang dilengkapi dengan fasilitas perkantoran, pusat belanja, dan taman bermain.
Marketing Director Urban Development PT Modernland Realty Tbk, Helen Hamzah, mengungkapkan pengembang juga memastikan rumah baru yang ditawarkan siap diserahkan kepada konsumen pada akhir Agustus, sesuai dengan tenggat insentif. Modernland melalui anak usahanya, PT Mitra Sindo Sukses, menawarkan rumah tapak bebas PPN di kluster New Shinano Precast, Jakarta Garden City. "Kami perkirakan rumah di kluster tersebut akan siap diserahterimakan pada Agustus 2021, sehingga konsumen bisa memanfaatkan diskon pajak," ujarnya.