JAKARTA – Kinerja emiten bidang pertambangan mineral dan logam diprediksi mengkilap sepanjang tahun ini. Kepala Riset Praus Kapital Alfred Nainggolan mengatakan harga saham-saham sektor tersebut bakal terdongkrak oleh sentimen positif dari rencana proyek industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. “Proyek itu memiliki nilai yang besar, sehingga ekspektasi pasar juga tinggi dan dapat meningkatkan kinerja fundamental emiten,” ujarnya, akhir pekan lalu.
Dampak positif terbesar, ujar dia, akan dirasakan oleh emiten penghasil nikel, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Menurut Alfred, penguatan harga diproyeksikan masih terus terjadi seiring dengan perkembangan proyek tersebut. “Selain prospek industri baterai, penguatan harga komoditas bakal menjadi sentimen positif bagi emiten sektor pertambangan.”
Pabrik pengolahan nikel PT Vale Indonesia di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. TEMPO/Nita Dian
Tak hanya industri baterai, rencana masuknya perusahaan mobil listrik dunia Tesla akan menambah katalis positif bagi emiten mineral dan logam. Analis dari Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama, berujar bahwa kabar investasi Tesla akan memberikan dampak psikologis kepada emiten. “Karena sifatnya investasi jangka panjang. Selain itu, permintaan nikel akan terus menguat seiring dengan tren kendaraan listrik,” katanya.
Di sisi lain, Indonesia memiliki keuntungan karena menyimpan cadangan nikel terbesar di dunia. Tak hanya itu, pemerintah telah menyatakan komitmennya untuk mendukung industri baterai listrik dengan memberikan pelbagai insentif, termasuk insentif fiskal. Hingga akhir pekan lalu, harga saham emiten pertambangan menjadi sektor dengan kenaikan terbesar, yaitu 2,95 persen.
Prospek emiten mineral dan logam kian cerah seiring dengan ditekennya non-disclosure agreement antara pemerintah Indonesia dan Tesla yang diumumkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Analis dari Panin Sekuritas, Juan Oktavianus, berucap bahwa sentimen positif seperti besaran dan detail perencanaan investasi akan masuk radar investor. "Kinerja emiten-emiten tersebut masih akan positif dengan potensi peningkatan permintaan dari industri baja dan baterai mobil listrik."
Katalis positif lainnya adalah rencana pembentukan induk usaha industri baterai atau Indonesia Battery Holding oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun ini. Induk usaha itu akan terdiri atas empat BUMN, yaitu MIND ID, PT Inalum, PT Aneka Tambang Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero). Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengungkapkan, diskusi awal dengan para calon mitra dan empat BUMN tersebut sedang dijajaki. “Nantinya induk usaha bisa menandatangani kerja sama joint venture dengan para calon mitra,” kata Pahala.
VINDRY FLORENTIN