JAKARTA - Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Sugeng Wahyudi, meminta pemerintah merealisasi rencana pembelian ayam oleh badan usaha milik negara (BUMN) untuk membantu peternak.
Menurut dia, pada awal April lalu pemerintah telah meminta perusahaan swasta untuk menyerap ayam, namun realisasinya sangat lambat. Pemerintah kemudian menunjuk PT Berdikari (Persero) untuk membeli ayam peternak sebanyak 500 ribu ton. "Namun belum ada realisasinya," kata dia, kemarin.
Sugeng mengatakan peternak merugi karena harga ayam berada di bawah biaya produksi. Saat ini, kata dia, harga ayam peternak sekitar Rp 15.500 per kilogram dan harga pokok produksi (HPP) Rp 16.500 per kilogram. Dia mengatakan bulan lalu menjadi periode anjloknya harga ayam peternak paling parah. Pada awal April, kerugian peternak Rp 8.000 per kg. Peternak sempat meminta agar pedagang tidak berjualan dalam kurun waktu satu pekan, yaitu pada 7-12 April. Harga ayam sempat naik menjadi Rp 14 ribu per kg. Namun kemudian harga ayam anjlok lagi karena permintaan seret. "Kerugian peternak sekitar Rp 168 miliar per pekan," ujar Sugeng.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah, Parjuni, mengatakan harga ayam di tingkat peternak tiga kali terpuruk sepanjang April dengan harga tertinggi sekitar Rp 14-15 ribu per kg. Padahal, Parjuni mengatakan, peternak sudah mengurangi sekitar 40-50 persen populasi ternaknya. Penyerapan ayam peternak oleh perusahaan juga dia nilai tak membantu. "Pengawasannya tidak ada. Belum lagi peternak kerap menghadapi kendala ukuran dan bobot ayam yang tidak sesuai kriteria perusahaan," tutur Parjuni.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Suhanto, mengatakan harga rata-rata nasional ayam di peternak Rp 14.734 per kg atau naik 38,3 persen dibanding pada seminggu lalu. Menurut Suhanto, selama 1,5 tahun terakhir harga ayam di peternak memang sudah terpuruk akibat kelebihan pasokan. Pandemi Covid-19 memperparah keadaan akibat turunnya permintaan yang mencapai sekitar 50 persen. "Cukup banyak horeka (hotel, restoran, dan katering) tutup serta tidak adanya kegiatan masyarakat seperti pesta atau sejenisnya," ujar Suhanto.
Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Peraturan Nomor 7 Tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen. Sebelum masa pandemi, Suhanto mengatakan, pemerintah membeli ayam peternak melalui bazar. "Kini kami dukung dengan menyalurkan ayam untuk bantuan sosial."
Untuk mendongkrak harga ayam, pemerintah juga mendorong penyerapan oleh perusahaan dengan target 4 juta ekor dan sudah terealisasi 500 ribu ekor. Dalam rapat koordinasi terbatas pada 16 April lalu, Kementerian BUMN menugasi PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPi) untuk menyerap ayam dari peternak mandiri Rp 17.500 per kg.
"Untuk penyerapan ini perlu penyimpanan dengan kapasitas yang besar, namun cold storage saat ini sudah terisi penuh 90 persen karena menumpuknya produksi di peternak dan stok di RPHU (rumah potong hewan unggas)," ujar Suhanto.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, mengatakan pemerintah terus mendorong perusahaan integrator menindaklanjuti komitmen menyerap 4.119.000 ekor ayam hidup milik peternak mandiri, di enam provinsi sentra peternakan, yaitu Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Serapan terbesar saat ini di Jawa Barat 253.566 ekor, Jawa Tengah 120.915 ekor, dan Jawa Timur 54.660 ekor. "Sudah ada 19 mitra peternakan yang melaporkan," ujar Ketut.
LARISSA HUDA