Setelah 13 tahun berfluktuasi di meja perundingan, perundingan nuklir Iran akhirnya mencapai kata sepakat. Iran dan enam negara lainnya, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Cina, dan Rusia, menyetujui klausul-klausul perjanjian mengenai pengawasan program nuklir Iran di satu sisi, dan pencabutan sanksi embargo ekonomi atas Iran pada sisi lain. Kesepakatan ini disambut antusias semua pihak sebagai fenomena bersejarah yang akan mengubah lebih baik tata politik internasional ke depan. Hanya Israel yang bernada kecut atas hasil perundingan ini. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perundingan tersebut sebagai "kesalahan bersejarah bagi dunia" (alalam.ir, 14/7/2015). Tak mengherankan, karena sejak awal Netanyahu memang tak berkenan atas perundingan damai ini, sembari getol mengajukan opsi serangan militer ke Iran, langkah yang tidak disetujui banyak negara karena dianggap akan berdampak serius dan luas.