JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi bakal semakin tertekan, menyusul data pertumbuhan tenaga kerja Amerika Serikat (non-farm payrolls) yang diketahui semakin meningkat tajam. Rilis data terbaru yang menyebutkan non-farm payrolls pada September tumbuh sebanyak 248 ribu orang, naik signifikan dari bulan sebelumnya yang hanya berjumlah 180 ribu orang, membuat spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed, terus menguat.
Analis PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono, mengatakan kenaikan non-farm payrolls tentu semakin meningkatkan daya tarik aset-aset keuangan bernilai dolar, dan melemahkan rupiah. Pasalnya, selain menunjukkan kinerja pemulihan perekonomian AS, kenaikan data tersebut bakal menguatkan spekulasi penaikan suku bunga The Fed. "Non-farm payrolls meningkat, aset dolar terakumulasi, dan rupiah bakal semakin tertekan," kata dia.